Jumat, 21 Januari 2011

Teori Konseptual JEAN WATSON

Teori Konseptual JEAN WATSON


BAB I. PENDAHULUAN


Dengan mengucap Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena dengan nikmatnya, kita selalu dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun. Samoga Rahmat dan Hidayah selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. 

Dalam dunia Perawatan, banyak sekali dikemukakan tentang teori-teori keperawatan antara lain yang dikemukakan oleh: Dorethea Orem, Sister Calista Roy, Virgina Handerson, Betty Neuman, Jean Watson, King, Peplau, Johnson, Martha E, Rogers, Mashlow dll, yang kesemuanya bertujuan untuk kemajuan dalam bidang keperawatan. Salah satu teori yang akan kita bahas adalah “Model dan Teori Konseptual Keperawatan” yang dikemukakan oleh Jean Watson. 

Semoga dengan pembahasan Model dan Teori Konseptual ini, maka wacana kita akan bertambah luas, dan selanjutnya , kami akan sangat berterima kasih apabila nantinya ada kritik, saran dan masukan demi sempurnanya pembahasan ini.

Penulis.


 BAB II. MODEL dan TEORI KONSEPTUAL KEPERAWATAN menurut JEAN WATSON


Filosofi Jean Watson, yang pada akhirnya tarkenal dengan sebutan “J.W”, berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Watson, (1979). Tindakan Keperawatan yang mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan, serta pencegahan  terjadinya penyakit. 

Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial, kebutuhan manusia, dan bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan kekurangan serta kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan keluarganya. 

Asuhan perawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.


J.W dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
  1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
  2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
  3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
  4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.


Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson

J.Watson

BAB III. KESIMPULAN


Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, JW memahami bahwa manusian adalah mahluk yang sempurna, yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan. Sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa. Sehingga untuk mencapai keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif dalam  upaya meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan upaya penyembuhannya, yang fokusnya terdapat pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.


BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

  1. Azis Alimul Hidayat, 2004 “Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”, Salemba Medika
  2. Potter & Perry. 1999 “Fundamental Keperawatan”, Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Teori Konseptual VIRGINIA HENDERSON

Teori Konseptual VIRGINIA HENDERSON


BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia. Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memulai karir keperawatan di Army School of Nursing psds tahun 1918.

Pada tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya. Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat lebih seriang hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan.

Pada saat menulis pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :
  • Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.
  • Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata.
  • Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakanhal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
  • Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat diberbagai bidang layanan kesehatan

Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model konseptualnya oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan pasien.

Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima secara umm :
"Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan. dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin."

B. TUJUAN


Tujuan penulisan adalah:
  1. Mengetahui karakteristik teori dalam teori Virginia Henderson
  2. Mengetahui model teori Virginia Henderson.
  3. Mengetahui aplikasi model system Virginia Henderson dalm pemberian asuhan Keperawatan.

BAB II
TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON


A. KONSEP UTAMA DAN TEORI VIRGINIA HENDERSON


Dalam tulisan Virginia Henderson edisi ke-6 dengan judul "The Principles and Practice of Nursing", ia mengutip beberapa definisi dari sumber termasuk satu dari piagam WHO. Dia memandang kesehatan dalam kaitan demgan kemampuan pasien untuk memenuhi 14 komponen kebutuhan dasar hidup untuk memandirikan pasien. 14 komponen kebutuhan dasar hidup tersebut meliputi :
  1. Bernafas dengan normal
  2. Makan dan minum cukup.
  3. Pembuangan eliminassi tubuh.
  4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang nyaman.
  5. Tidur dan istirahat.
  6. Memilih pakaian pantas, berpakaian dan menanggalkan pakaian.
  7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi normal dengan memodifikasi Lingkungan.
  8. Menjaga kebersihan tubuh dan memelihara kesehatan dan melindungi kulit
  9. Menghindari bahaya dilingkungannya dan menghindari cedera yang lain.
  10. Komunikasi dengan orang lain dalam pernyataan emosi, kebutuhan, ketakutan dan pendapat.
  11. Beribadah menurut kepercayaan seseorang.
  12. Bekerja sedemikian rupa sehingga ada rasa pemenuhan akan kebutuhan.
  13. Belajar, menemukan atau mencukupi keingintahuan akan pertumbuhan dan kesehatan yang normal dan dapat menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia

Menurut Henderson, ke-14 kebutuhan dasar yang harus menjadi fokus tersebut dipengaruhi oleh :
  1. Usia
  2. Kondisi emosional (mood & temperamen)
  3. Latar belakang sosial dan budaya.
  4. Kondisi fisik dan mental, termasuk berat badan, kemampuan dan ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lakomotif, dan status mental
Henderson juga menekankan pada pentingnya merencanakan asuhan keperawatan. Didalam modelnya ia menggambarkan rencana keperawatan, metode skematik untuk pengawasan asuhan. Perencanaan yang cermat akan mengklarifikasikan hal-hal berikut :
  1. Urutan aktifitas yang harus dilakukan.
  2. Aktifitas perawat yang harus dan tidak boleh dilakukan
  3. Perubahan-perubahan yang telah dibuat.

    Sebagai ringkasannya, prinsip-prinsip dasar dari model Henderson adalah sebagai berikut ;
    • Fungsi unik dari perawat
    • Upaya pasien kearah kemandirian
    • Asuhan keperawatan dasar berdasarkan kebutuhan dasar manusia
    • Perencanaan yang akan diberikan.

    Prinsip-prinsip dasar tersebut menandai era baru bagi keperawatan. Perawat menyadari fungsi dan keunikannya, dan kesadaran ini menandai era baru ketika profesi keperawatan mulai menelaah sifat aktual dari kerja keperawatan secara lebih kritis dari sebelumnya. Komitmen menuju kemandirian dan autonomi pada pasien juga menandai era tersebut. Sebelumnya, terdapat kecenderungan bagi perawat untuk mencoba melakukan semuanya bagi pasien. Secara umum,aktifitas keperawatan harus didukung atau ditentukan oleh tindakan terpeautik dokter.

    B. ASUMSI - ASUMSI PADA TEORI VIRGINIA HENDERSON


    1. Keperawatan (nursing)
      • Perawat mempunyai keunikan untuk membantu individu sehat atau sakit.
      • Fungsi perawat adalah sebagai salah satu team medis.
      • Fungsi perawat adalah mandiri, terpisah dari dokter, tetapi mendukung program program dokter.
      • Perawat harus mempunyai pengetahuan yang cukup baik dari segi atau sosial.
      • Perawat harus dapat mengkaji kebutuhan dasar manusia.
      • Keempat belas komponen dasar kebutuhan manusia harus dapat tercover semua oleh fungsi perawat.
    2. Pasien / person (pasien)
      • Pasien harus mampu mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
      • Perasaan dan tubuh pasien adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan.
      • Pasien harus dibantu agar dapat mandiri.
      • Pasien dan keluaraga adalah satu kesatuan.
      • Kebutuhan pasien harus dapat terpenuhi dengan ke-14 komponen dari keperwatan.
    3. Kesehatan (health)
      • Kesehatan adalah kualitas dari kehidupan.
      • Kesehatan adalah dasar dari fungsi manusia.
      • Kesehatan diperlukan secara mandiri dan saling menggantungkan.
      • Peningkatan keshehatan lebih penting dari perawatan orang sakit.
      • Seseorang dapat memperoleh kesehatan jika dia mempunyai kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.
    4. Lingkungan (environment)
      • Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungannya, tetapi penyakit akan menurunkan kemampuan untuk mempengaruhi lingkungan.
      • Perawat harus mampu memberikan pendidikan kesehatan.
      • Perawat harus melindungi pasien dari kecelakaan akibat lingkungan.
      • Perawat harus mampu mencegah terjadinya kecelakaan melalui rekomendasi terkait dengan konstruksi bangunan dan penempatan alat.
      • Dokter menggunakan hasil kerja perawat untuk menentukan tindakan terbaik dalam mencegah kecacatan
      • Perawat harus mengetahui tentang sosial budaya dan praktek keagamaan pasien.

    C. THEORETICAL ASSERTIONS

    1. Hubungan Perawat dengan Pasien
      Ada tiga tingkat hubungan antara perawat dengan pasien yang diindetifikasioleh Henderson dari hubungan ketergantungan sampai ketidaktergantungan.
      Hubungan tersebut meliputi:
      1. Perawat sebagai pengganti pasien (substitute)
        Pada saat sakit perawat menggantikan kebutuhan pasien yang diakibatkan oleh karena kehilangan kekuatan fisik, ketidakmauan dan kurangnya pengetahuan. Henderson mengungkapkan hal ini statmennya bahwa "Perawat, kesadaran bagi ketidaksadaran, kehidupan dari kematian, tangan dari orang yang teramputasi, mata bagi orang buta, pemberi kehangatan bagi bayi, juru bicara bagi orang bisu, dan sebagainya."
      2. Perawat sebagai pembantu pasien (helper)
        Selama kondisi tidak sadar, perawat membantu pasien menemukan kemandiriannya. Henderson mengatakan "Kemandirian adalah suatu hal yang relative, tidak satupun kita tidak bergantung pada orang lain, tetapi kita mencoba memberi kemandirian dalam kesehatan, bukan ketergantungan dalam kesakitan".
      3. Perawat sebagai teman pasien (partner)
        Sebagai partner, pasien dan perawat bersama-sama memformulasikan rencana keperawatan kebutuhan dasar yang didiagnosis. Juga dimodifikasi sesuai kondisi, usia, temperamen, emosi, status sosial, kebudayaan, dan kapasitas intelektual pasien.
        Perawat juga harus dapat mengatur lingkungan sekitar bila diperlukan. Henderson percaya "Perawat yang tahu reaksi fisiologis dan patologis dari perubahan temperature, pencahayaan, tekanan gas, bau, kebisingan, bau zat kimia, dan organisme akan mengorganisasikan lingkungan dan memaksimalkan fungsi fasilitas yang ada,"
        Perawat dan pasien harus selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan, baik dalam mencapai kemandirian atau kematian yang tenang. Salah satu tujuan perawat adalah menjaga aktifitas sehari-hari pasien senormal mungkin. Peningkatan status kesehatan adl tujuan penting dari perawatan. Menurut Henderson, lebih penting membantu seseorang bagaimana menjadi sehat daripada mengobati ketika sakit.
    2. Hubungan perawat dengan dokter
      Henderson menyatakan bahwa perawat mempunyai fungsi yang unik, berbeda dengan dokter, dimana keperawatan, diatur oleh perawat dan pasien bersama-sama saling mendukung dengan rencana atau program therapy dokter. Henderson menekankan, Perawat tidak hanya mengikuti perintah dokter. Suatu pertanyaan "Mengapa dokter selalu memberi perintah kepada pasien atau tenaga kesehatan lain?'. Bahkan perawat mampu membantu pasien ketika dokter tidak ada. Henderson juga menyatakan bahwa perawat ataupun dokter sangat melebihi batas.
    3. Perawat sebagai anggota Team Kesehatan
      Perawat bekerja saling bergantung pada tenaga kesehatan yang lain. Perawat dan tenaga kesehatan lain membantu menjalankan seluruh program perawatan pasien. Henderson mengingatkan bahwa diantara team kesehatan mempunyai sumbangsih yang sama dalam perawatan pasien. Tak ada yang lebih besar, masing-masing mempunyai fungsi unik sendiri- sendiri.

D. APLIKASI MODEL VIRGINIA HENDERSON DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian

Yang perlu dikaji adalah:
  1. Core/inti
    Data diri pasien yang terdiri dari: umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, nilai-nilai keyakinan serta riwayat timbulnya penyakit.
  2. 14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien meliputi:
    1. Pernafasan
    2. Kebutuhan makan dan minum
    3. Eliminassi
    4. Posisioning
    5. Kebutuhan tidur dan istirahat
    6. Kebutuhan dalam berpakaian
    7. Cara mempertahankan suhu tubuh dan memodifikasi lingkungan
    8. Kebersihan tubuh
    9. Kondisi lingkungan
    10. Komunikasi
    11. Ibadah dan keyakinan
    12. Pekerjaan sehari-hari
    13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
    14. Kebutuhan belajar dan menggunakan fasilitas keseahatan

Perawat mengkaji ke-14 komponen dasar, komponen pertama dinilai secara penuh kemudian menuju pada komponen selanjutnya. Untuk mengkaji data dari ke-14 komponen ini, perawat membutuhkan pengetahuan dari apa yang normal dalam kesehatan, juga pengetahuan tentang apa-apa yang menyebabkan sakit.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa dirumuskan berdasarkan dari analisis data dari ke-14 komponen kebutuhan dasar manusia / pasien.

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan melibatkan pembuatan rencana agar sesuai dengan keb individu, memperbaharui jika diperlukan, dan menjamin bahwa ini sesuai dengan yang ditentukan dokter.sebuah rencana yang baik mengintregasikan pekerjaan dari semua yang ada dalam tim kesehatan.

4. Implementasi

Perawat membantu pasien melaksanakan aktifitas untuk memelihara kesehatan, untuk menyembuhkan dari sakit, atau untuk membantu dalam kematian yang tenang. bersifat individu, tergantung pada prinsip fisiologis, umum, latar belakang budaya, keseimbangan fisik dan intelektual.

5. Evaluasi

Menurut Henderson, perawat akan melakukan evaluasi berdasar pada tingkatan dimana pasien dapat mandiri.

E. MANFAAT TEORI VIRGINIA HENDERSON PADA PRAKTEK KEPERAWATAN


  1. Teori Virginia Henderson memberikan pernyatan tentang profesi perawat yang unik, terlepas dari profesi kedokteran, sehingga perawat dapat menentukan rencana keperwatannya dengan mandiri tanpa menunggu instruksi dari dokter.
  2. Melengkapi model konseptual keperawatan yang telah ada.

F. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI VIRGINIA HENDERSON


  1. Kekuatan
    • Henderson adalah ahli teori keperawatan yang memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai profesi yang mendunia. Henderson adalah orang pertama yang mencari fungsi unik dari profesi perawat.
    • Teori Henderson didasari oleh keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karir keperawatannya, bukan teori / model yang abstrak semata.
    • Henderson mendefinisika profesi keperawatan: bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instruksi dokter.
    • Asumsi Henderson mempunyai validitas karena mempunyai keserasian dengan riset ilmuan dibidang yang lain seperti konsep Maslow.
  2. Kelemahan
    • Pandangan dan pendapatnya hanya berfokus pada satu pihak yaitu pada penyembuhan fisik semata atau pada upaya memandirikan pasien.
    • Teori kurang pragmatis.

BAB III
PENUTUP


Dalam bukunya, The Nature of Nuresing: A Definition and its Implication for Practice, Research, and Education, Henderson telah mendesain tiga fase kurikulum yaitu:
  1. Fase pertama, penekanan pada kebutuhan pokok pasien, rencana keperawatan, fungsi unik keperawatan dalam membantu melakukan aktifitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan pasien.
  2. Fase kedua, membantu pasien memenuhi kebutuhannya selama adanya gangguan fungsi tubuh atau patologis yang membutuhkan modifikasi rencana keperawatan.

Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Teori Virginia Henderson tentang model konsep keperawatan dalam buku "The Principles and Practice of Nursing" merupakan sebuah sumber yang luar biasa yang bisa digunakan oleh mahasiswa maupun perawat yang sudah berpraktek. Kelly menyatakan "Jika saja hanya ada satu buku keperawatan yang bisa diselamatkan ketika bom jatuh, PPN adalah buku itu.

Model Keperawatan Virginia Henderson sangat mempengaruhi perkembangan proses keperawatan didunia ini dengan ke-14 komponen dasar kebutuhan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan Integral pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006
  2. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan : A. Aziz Alimul Hidayat, Penerbit Salemba Medika.
  3. Potter & Perry. 1999 "Fundamental Keperawatan", Buku Kedokteran EGC, Jakarta

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P) HIPERTENSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (S.A.P) HIPERTENSI

HIPERTENSISATUAN ACARA PENYULUHAN 

  1. Tema : Hipertensi
  2. Tujuan :
    • Tujuan Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, keluarga Ny.S mampu memahami penyakit hipertensi
    • Tujuan Khusus: Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 × 45 menit, Ny.S mampu menjelaskan:
      1. Pengertian hipertensi
      2. Jenis hipertensi
      3. Penyebab hipertensi
      4. Tanda dan gejala hipertensi
      5. Komplikasi hipertensi
      6. Pengobatan hipertensi
      7. Pencegahan hipertensi
      8. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
      9. Makanan yang perlu dihindari
      10. Melakukan pengobatan tradisional untuk hipertensi
  3. Sasaran : Ny.S dan keluarganya
  4. Tempat : Rumah Ny.S, Desa………Kelurahan……..Kecamatan……Kab……..
  5. Waktu : Pukul 08.30 WIB
  6. Penyuluh : …… (Mahasiswa AKPER……….)
  7. Materi:
    1. Pengertian hipertensi
    2. Jenis hipertensi
    3. Penyebab hipertensi
    4. Tanda dan gejala hipertensi
    5. Komplikasi hipertensi
    6. Pengobatan hipertensi
    7. Pencegahan hipertensi
    8. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
    9. Makanan yang perlu dihindari
    10. Cara membuat jus mentimun untuk penderita hipertensi
  8. Kegiatan belajar mengajar
    No
    FASE
    KEGIATAN
    PENYULUH
    SASARAN
    1
    Pra Interaksi
    Menyiapkan
    --
    2
    Orientasi

    - Salam


     Perkenalan


    -  Menjelaskan tujuan

    - Kontrak waktu

    Mengucapkan Salam
    Memperkenalkan diri
    - Menjelaskan tujuan
    Melakukan kontrak waktu yang akan digunakan

    - Menjawab Salam
    - Memperhatikan
     Memperhatikan
    - Memperhatikan
    3
    Kerja

    - Melakukan appersepsi


    - Menjelaskan materi dengan metode




         a. Ceramah

         b. Tanya jawab

         c.  Demonstrasi


    - Memberikan kesempatan bertanya

    - Mengajukan pertanyaan
    - Menjelaskan materi dengan metode:
    a. Ceramah
    b. Tanya jawab
    Demonstrasi
    -        Mempersilahkan untuk bertanya






    - Menjawab pertanyaan




    a. Memperhatikan

    b. Menjawab pertanyaan
    c.  Memperhatikan

    -       Mengajukan pertanyaan
    4
    Terminasi

    - Melakukan evaluasi




    - Salam

    - Mengajukan pertanyaan
    - Mengucapkan salam

    - Menjawab pertanyaan
    - Menjawab salam
  9. Metode
    1. Ceramah
    2. Tanya jawab
    3. Demonstrasi
  10. Media dan alat peraga
    1. Leaflet tentang pengertian hipertensi, jenis hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, komplikasi hipertensi, pengobatan hipertensi, pencegahan hipertensi, makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi, makanan yang perlu dihindari, cara pengobatan tradisional untuk penderita hipertensi
    2. Mentimun, alat penyaring, serutan, gelas/tempat jus untuk membuat obat tradisional jus mentimun
  11. Rencana Evaluasi
    1. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan pengertian hipertensi
    2. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan jenis hipertensi
    3. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan penyebab hipertensi
    4. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
    5. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan komplikasi hipertensi
    6. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan pengobatan hipertensi
    7. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan pencegahan hipertensi
    8. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
    9. Ny.S dan keluarganya dapat menjelaskan makanan yang perlu dihindari
    10. Ny.S dan keluarganya dapat mendemonstrasikan cara membuat jus mentimun untuk penderita hipertensi
  12. Daftar Pustaka
Surakarta, 17 Juli 2009
                                                                                                              Penyuluh

                                                                                                            (………...)
Lampiran: I. Materi Hipertensi
  1. Pengertain hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik diatas 150 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg. Jika tekanan darah anda adalah 170/100 mmHg, maka
    1. Tekanan sistoliknya : 170 mmHg
    2. Tekanan diastoliknya: 100 mmHg
  2. Jenis-jenis hipertensi adalah:
    1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
    2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
    3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
  3. Penyebab hipertensi antara lain adalah stres, usia, merokok, obesitas (kegemukan), alkohol, faktor keturunan, faktor lingkungan (gaduh/bising)
  4. Tanda dan gejala hipertensi antara lain adalah sakit kepala, pusing, lemas, kesemutan kelelahan, rasa berat di tengkuk, gangguan tidur.
  5. Komplikasi hipertensi antara lain:
    1. Penyakit jantung (gagal jantung)
    2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
    3. Penyakit otak (stroke)
  6. Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
    1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter
    2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan
      • Mengurangi asupan garam dan lemak
      • Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol bagi yang mengkonsumsinya
      • Berhenti merokok bagi yang merokok
      • Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan
      • Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
      • Menghindari ketegangan
      • Istirahat cukup
      • Hidup tenang
  7. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
    1. Kontrol teratur
    2. Minum obat teratur
    3. Diit rendah garam dan lemak
  8. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
    1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
    2. Buah-buahan keculi buah durian
    3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
    4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih telurnya saja
    5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)
  9. Makanan yang perlu dihindari
    1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng
    2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
    3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
  10. Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi secara teratur jus:
    1. Buah mentimun
    2. Buah belimbing
    3. Daun seledri
    Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
    1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
    2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
    3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
    4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

DAFTAR PUSTAKA

  1. Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. “Penuntun Diet”; Edisi Baru, Jakarta, 2004, PT Gramedia Pustaka Utama
  2. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, Jakrta, 1999