ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BALITA “ M “ DENGAN BERAT BADAN BAWAH GARIS MERAH DI DESA MATTIRO ADE KAB. KABUPATEN PINRANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang gizi mempunyai pengertian yang lebih luas, disamping untuk kesehatan gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan otak, kemampuan belajar, dan produktifitas kerja. Oleh karena itu di Indonesia yang sekarang sedang dalam proses membangun, factor gizi dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.
Saat ini malnutrisi masih melatar belakangi penyakit dan kematian anak, meskipun sering luput dari perhatian. Pada tahun 1990, lebih dari 30% anak balita di dunia memiliki berat badan rendah (BGM), denagn kisaran 11% (sekitar 6,4 juta orang) di Amerika Latin, 27% ( 31,6 juta orang ) di Afrika, dan 41 % ( 154,8 juta orang ) di Asia. Meskipun prevalensi berat badan rendah terus menurun, tetapi kasus malnutrisi ini tidak berkurang sesuai dengan angka yang diharapkan. Sebagian besar anak di dunia ( sekitar 80%) yang menderita malnutrisi bermukim di wilayah yang miskin akan bahan pangan kaya zat gizi, terutama di Indonesia, sehingga pemerintah Indonesia memberikan perhatian lebih untuk masalah gizi tersebut, agar pembangunan nasional dapat tercapai.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat asuhan kebidanan pada balita MEILA dengan berat badan rendah di Dusun Kletak Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan setiap anggota keluarga.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
• Melakukan pengkajian data pada keluarga
• Melakukan interpretasi data dasar
• Melakukan perumusan masalah
• Menyusun prioritas masalah
• Melakukan perencanaan dan tindakan
1.3 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
- Anamnese atau pengumpulan data
1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga.
2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan orang terdekat klien.
- Studi Pustakan
Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada direferensi.
- Pemeriksaan
1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.
- Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada.
1.4 TEKNIK PENULISAN
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan data, dan teknik penulisan.
Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan BGM.
Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP KELUARGA
2.1.1 DEFINISI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes.RI)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertautan darah adaptasi atau perkawinan (WHO.1969)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat (Helvie.1981)
2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.3 FUNGSI KELUARGA
1.Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosoialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan datang misalnya pendidikan anak,jaminan hari tua
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
- Menurut Friedman (1998)
1.Fungsi offective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental saling mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
2. Fungsi sosialisasi peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan
b. Fungsi dan peran di masyarakat
c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Konsep sehat sakit keluarga
2.1.4 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
- Menurut Duvail adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam membentuk keluaraga.
2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya,dan kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatannya.Krena tidak mengetahui mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma social.
5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan pengetahuan anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan.
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke dalam masyarakat dalam memulai kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan memulai kehidupan berumah tangga.
8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
2.1.5 PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA
- Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat melibtakan peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif,preventif,serta tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative.
6. Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperwatan.
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan perwat dirumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
2.1.6 LANGAKAH-LANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN KELUARGA
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga.
2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah kesehatan keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan perawatan keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah keluarga.
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan urutan prioritas.
2.2 KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA
2.2.1 PENGERTIAN
Sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan yang sebaik-baiknya yang harus dikonsumsi balita agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal untuk tumbuh kembang, menjaga kesehatan bayi atau mencegah berbagai penyakit. (Peath, EF. 2004)
2.2.2 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GIZI BALITA
1. Umur
Umur menentukan kebutuhan gizi pada balita. Hal ini karena perkembangan dan fungsi sistem pencernaan dan sistem organ lain dipengaruhi oleh umur. Contohnya bayi usia kurang dari 6 bulan belum bias mencerna makanan padat tetapi setelah usia 6 bulan boleh makan makanan tambahan dan bertingkat teksturnya mulai makan lumat, makanan lembek sampai makanan ornag dewasa.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu merupakan factor untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan agar tumbuh kembang berjalan lancar.
3. Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5 – 37,5°C untuk metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti denagan hasil metabolism tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukkan energy yang diperlukan.
4. Aktifitas
Setiap aktifitas memerlukan energi, semakinbanyak aktifitas yang dilakukan sedemikian banyak pula energi yang diperlukan.
5. Status Kesehatan
Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan, karena dalam kondisi sakit diperlukan nutrisi untuk membantu proses penyembuhan.
2.2.3 MANFAAT GIZI PADA BALITA
1. Gizi penghasil energi
Zat gizi penghasil energi sebagian besar dihasilkan oleh makanan pokok seperti padi, umbi, sagu,jagung dll.
2. Zat gizi pembangun sel
Terutama diperoleh dari protein yang dihasilkan dari ikan, ayam, telur, daging, susu,kacang-kacangan dan hasil olahanya seperti tahu, tempe,oncom, oleh karena itu, lauk pauk tergolong ke dalam zat pembangun sel.
3. Zat gizi pengatur
Terdiri dari atas vitamin dan mineral yang diperoleh dari sayuran dan buah – buahan.
( Wiboworini,B. 2007 )
Seacara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energy, membangun dan memelihara jarinagan tubuh, serta mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, disamping untuk kesehatan, gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar dan produktifitas fisik.
2.2.4 STATUS GIZI KURANG PADA BALITA
2.2.4.1 Pengertian Status Kurang Gizi
Suatu keadaan tubuh yang mengalami kekurangan satu atua lebih zat –zat gizi essential. ( Wiboworini, B. 2007 )
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengguna zat gizi. ( Al- Matsier, S. 2004 )
Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan (requirement) zat gizi. ( Soejianto, B.dkk. 2007 )
2.2.4.2 Istilah Dengan Penilaian Status Gizi
Pengertian menurut “ buku pedoman penanggulangan kurang energy protein (KEP)” yang disusun oleh proyek perbaikan gizi masyarakat Dinkes Jatim (2001), sebagai berikut :
a) Kurang energy protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energy dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
b) Klasifikasi KEP :
1. KEP ringan adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 70% – 80% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) 80% – 90% baku median WHO-NCHS .
2. KEP sedang adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) 60% – 70% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB / TB ) 70% – 80% baku median WHO – NCHS.
3. KEP berat adalah jika berat badan menurut umur ( BB / U ) < 70% baku median WHO – NCHS dan atau berat badan menurut tinggi badan ( BB / TB ) < 70 % baku median WHO –NCHS.
c) KEP Nyata adalah istilah yang digunakan pengelola program gizi di lapangan meliputi : KEP tingkat sedang dan KEP tingkat berat atau gizi buruk ( jika dilihat pada kartu menuju sehat maka berat badan anak berada di bawah garis merah ).
d) KEP Total adalah istilah yamh digunakan pengelola program gizi di lapangan yang meliputi : KEP tingkat rinngan, sedang, dan berat atau BB / U < 80% baku median WHO –NCHS.
e) Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda sbb :
1. Odema umumnya diseluruh tubuh terutama pada punggung kaki.
2. Wajah bulat dan sembab.
3. Pandangan mata sayu.
4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, serta mudah rontok.
5. Perubahan status mental, apatis dan rewel.
6. Pembesaran hati.
7. Otot mengecil ( hipotropi ) terlihat nyata jika diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas.
f) Marasmus adalahgejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda sbb :
1. Tampak sangat kurus.
2. Wajah seperti orang tua.
3. Cengeng dan rewel.
4. Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada terlihat seperti celana longgar atau baggy pant.
5. Perut cekung.
6. Iga gambang.
7. Sering disertai penyakit infeks, diare.
g) Marasmus Kwasiokor adalah gejala klinis dari KEP berat atau gizi buruk dengan tanda –tanda campuran dari beberapa gejala klinis kwasiokor dan marasmus, dengan BB / U 80% baku median WHO – NCHS dan disertai denga odema yang tidak mencolok.
h) BGM (Bawah Garis Merah ) adalah keadaan dimana letak titik berat badan balita dibawah garis merah pada kartu menuju sehat ( KMS ).
i) Kejadian luar biasa ( KLB ) gizi buruk adalah ditemukannya satu atau lebih kasus KEP berat atau gizi buruk disuatu desa.
j) Pelacakan KLB gizi adalah kegiatan penulusuran secara langsung ( investigasi ) kasus gizi buruk untuk menentukan penyebab dan ususlan tindakan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1 .PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 26 November 2010 jam
A.Data Subyektif
1. Data umum
Kecamatan : Semen
Desa : Kanyoran
Dusun : Kletak
RT : 01
RW : 06
Nama kepala keluarga : Tn. Suk Adi
Umur : 41 thn
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 01/RW 06
2. Susunan keluarga
No. NAMA JK UMUR Hubungan dalam KK Pekerjaan Pendidikan Keadaan kesh.saat kunjungan
1. Suk Adi L 41 tahun KK Tani SD Baik
2. Yantik P 37 tahun Istri Tani SD Baik
3. Koko Santoso L 18 tahun Anak Belum bekerja STM Baik
4. Yenti Sulistiyowati P 11 tahun Anak Belum bekerja SD Baik
5. Meila P 28 bulan Anak Belum bekerja Belum sekolah Baik
3. Genogram
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
2. Data Khusus
1. Imunisasi : Anaknya sudah mendapat imunisasi lengkap.
2. Bila ada anggota keluarga yang sakit kadang berobat ke bidan, kadang ke dokter, kadang ke puskesmas, dan kadang membeli obat sendiri di took.
3. Jenis penyakit yang sedang di derita
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (HIV/AIDS,TBC);menurun (HT,DM,TBC);dan menahun (HT,DM,TBC).Keluarga sering menderita penyakit seperti batuk,pilek,dan panas.
4. Riwayat kesehatan keluarga
• Tn. Suk Adi
Pada saat pengkajian Tn. Sedang bekerja disawah.Tetapi Ny.Yantik mengatakan bahwa Tn. Suk Adi dalam kondisi sehat.
• Ny. Yantik
Pada saat pengkajian ibu mengatakan tidak ada keluhan dan dalam kondisi sehat.
• An. Koko Santoso
Pada saat pengkajian anak sedang nonton tv dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.
• An.Yenti sulistiyowati
Pada saat pengkajian anak sedang ikut ke sawah bersama bapaknya dan ibu mengatakan bahwa anaknya dalam keadaan baik.
• An. Meila
Pada saat pengkajian anak sedang bermain dan ibu mengatakan berat badan anak masih rendah.
5. Pemeriksaan kehamilan
Saat ibu hamil ibu memeriksakan kehamilannya di bidan.
6. Pertolongan persalinan
Persalinan anak pertama di tolong oleh mbah dukun secara normal dengan BB 2500 gram, tidak ada penyulit yang menyertai.ü
Persalinan anak kedua di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400 gram, dan tidak ada penyulit yang menyertai .ü
Persalinan anak ketiga di tolong oleh bidan secara normal dengan BB 2400 gram, tidak ada penyulit yang menyertai.ü
7. Kebiasaan menyapih
• Anak pertama disapih usia 1,5 tahun
• Anak kedua disapih usia 2 tahun
• Anak ketiga masih menetek sampai sekarang
8. Pemberian makanan pada bayi
Mulai anak ke satu sampai anak ke tiga setelah lahir diberikan ASI dan makanan pendamping ASI ( pisang ), setelah usia 6 bulan diberi bubur tim ( sun ) + nasi.
9. Tanggapan keluarga tentang KB
• Tanggapan KB baik sekali
• Ibu pernah menggunakan KB spiral setelah anak pertama usia 3 tahun kemudia ibu memakai pil selama 4 tahun dan menggunakan suntik sekarang ini setelah anaknya yang ketiga lahir.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
Tn. Suk Adi Ny. Yantik An. Koko Santoso An. Yenti Sulistiyowati An. Meila
Pola istirahat dan tidur Siang hari : tidak pernah tidur siang dan malam tidur pukul 22.00-05.00 Siang hari : tidur siang 1-2 jam/hari, tapi kadang ibu istrahat sambil nonton tv, malam hari : tidur mulai jam 21.00-04.00 Siang hari : tidak pernah tidur
Malam hari : tidur mulai jam 22.00-05.30 Siang hari : tidur 1-2 jam
Malam hari : tidur jam 20.30-05.00 Siang hari : tidur siang mulai jam 11.00-13.00
Malam hari: tidur mulai jam 20.00-05.00
Pola BAB dan BAK BAB : lancar 1x/hari,warna kuning,
BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu kencing tidak tersa sakit BAB :lancar 1x/hari warna kuning,
BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih dan waktu kencing tidak tersa sakit BAB : lancar 1x/hari warna kuning,
BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu kencing tidak tersa sakit BAB : lancar 1x/hari warna kuning
BAK : lancar 5-6x/hari warna jernih,waktu kencing tidak tersa sakit BAB : lancar 1-2x/hari warna kuning
BAK : lancar 6-7x/hari warna jernih,waktu kencing tidak terasa sakit
Pola aktvitas Tn. Suk Adi bekerja disawah milik sendiri dan memelihara ayam Ibu melakukan pekerjaan rumah dan kadang juga ikut di sawah Anak dirumah dan belum bekerja Anak masih sekolah dan belum bekerja Anak bermain dengan temannya dan kadang bermain sendiri di rumah
Pola hygiene Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu Mandi 2x/hari,gosok gigi,ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu Mandi 2x/hari, gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor, keramas 2x/minggu Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakaian tiap kali kotor, keramas 2x/minggu Mandi 2x/hari,gosok gigi, ganti pakain tiap kali kotor,keramas 2x/minggu
Pola religius Tn. Suk Adi beragama islam dan mejalankan sholat 5 waktu Ibu beragama islam dan menjalankan sholat 5 waktu Anak beragama islam dan kadang menjalankan sholat Anak beragama islam dan menjalan sholat 5 waktu Anak beragama islam dan sudah mulai diajarkan sholat
11. Adat kebiasaan/selamatan
• Keluarga biasanya mengadakan selamatan 7 bulanan, selamatan untuk kelahiran bayi dan selamatan un²tuk orang meninggal
• Kalau ada orang meninggal keluarga ikut melayat
• Pada saat hari raya keluarga berkunjung ke sanak saudara
12. Penggunaan waktu senggang
Waktu senggang keluarga berkumpul sambil berbincang-bincang dengan anggota keluarga
13. Situasi sosial buadaya dan ekonomi
• Hubungan keluarga dengan masyarakat baik
• Kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari hasil panen
B.Data Obyektif
1. Rumah : luas 45 m²
Jenis rumah : petak
Letak : -
Dinding : tembok
Atap : genting
Lantai : keramik
Cahaya : baik
Jendela : terbuka
Ventilasi : baik
Jumlah ruangan : 3 kamar
2. Air minum
Asal : sumber
Nilai air : bersih dan kadang keruh
Konsumsi air : memasak, mencuci, minum, mandi
3. Pembuangan sampah
Sampah dibuang di sembarang tempat
Keadaan : kotor
4. Jamban dan kamar mandi
• Keluaraga memiliki sendiri
• Ada kamar mandi, cukup bersih
5. Pekarangan dan selokan
• Pekarangan : Ada
• Kebersihan : cukup
• Air limbah : dibuang di selokan, terbuka dan tergenang
6. Kandang ternak
Terdapat kadang ternak ( ayam ) terletak disamping rumah dak tidak jauh dari rumahny
7. Denah rumah dan keterangan
A.Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : An. Meila Nama ibu : Ny. Yantik
Umur : 2,5 tahun Umur : 37 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : RT 01/RW 06 Dusun Kletak Pendidikan : SD
Desa kanyoran Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Alamat : RT 01/RW 06 Dusun
Kletak Desa Kanyoran
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan bahwa berat badannya selalu rendah
3 .Riwayat kesehatan
a) Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang parah,namun berat badan anaknya selalu rendah
b) Penyakit sekarang
Ibu mengatakan berat badan anaknya masih rendah
c) Penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
4. Riwayat natal
Ibu mengatakan umur kehamilannya 38 minggu, lahir spontan di bidan dengan BB
2400 gram / 47 cm
5. Riwayat gizi
Ibu mengatakan anaknya mengkonsumsi ASI secara eksklusif, diberikan MP-ASI
Berupa kerokan pisang dan kadang nasi tim sejak usia 8 bulan. Saat ini balita mengkonsumsi nasi dan sayuran seperti orang dewasa.
Namun nafsu makan kurang baik jika makan nasi.
6. Riwayat perkembangan
Usia 28 bulan : anak sudah bisa berjalan dan berbicara
7. Riwayat psikososial
Ibu mengatakan ini adalah anak ke 3 ,dan anak diasuh oleh orang tua sendiri
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
K/U : baik BB : 11 kg
Kesadaran : composmentis TB : 78 cm
Suhu : 36,5°C
RR : 27x/menit
N : 90x/menit
2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih,rambut pirang,tipis,tidak mudah rontok
Mata : konjunctiva merah muda,sklera putih
Hidung : tidak ada sekret dan tidak ada polip
Telinga : simetris,tidak ada serumen
Mulut : mukosa bibir lembab,tidak ada stomatitis,gigi sudah tumbuh
Leher : tidak ada luka
Dada : pernafasan normal tidak ada tarikan intercosta
Perut : tidak buncit
Genetalia : tidak ada kelainan,labia mayora menutup labia minora
• Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Perut : tidak ada pembesaran hepar
• Perkusi
Reflek patella : +/+
• Auskultasi
Perut : tidak ada wheezing dan ronkhi
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal/bln/thn Diagnosa Data Dasar
26 – 11 – 2010 Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah DS : Ibu mengatakan sampah dibuang dilubang sampah (sembarang tempat).
Ibu mengatakan air limbah dibuang diselokan terbuka dan menggenang.
Ibu mengatakan jambanya berbentuk latrin.
DO: Pembuangan sampah dibuang di lubang sampah (disembarang tempat)
Air limbah dibuang diselokan terbuka dan menggenang.
Jamban berbentuk latrin.
Keluarga dengan status gizi rendah ( BGM ) DS: Ibu mengatakan anaknya yang ketiga ( Meila ) berat badannya rendah (BGM ) dan sekarang berusia 28 bulan.
DO: -
III. PERUMUSAN MASALAH
Dari data yang didapat,maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagi berikut:
1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah
- Susunan prioritas masalah
1. Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)
No. Kriteria Perhitung Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Krisis
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 2 Masalah dapat diubah dengan pemberian makanan secara benar sesuai usia dan melakukan posyandu secara rutin.
3. Potensi pencegahan 2/3 x 2 1/3 Masalah gizi buruk ( Kwsiokor dan marasmus ) dapat dicegah dengan penanganan masalah gizi dengan segera seperti pemberian modisco dan makanan bergizi.
4. Penonjolan masalah 2/2 x 1 1 BGM mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita yang seharusnya optimal menjadi tidak optimal.
Total skor 4 1/3
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan sampah dan limbah
No. Kriteria Perhitung Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 x 2 1/3 Mendesak
2. Kemungkinan maksimal dapat diubah Masalah dapat diubah dengan pemberian penyuluhan dan pengertian tentang pembuangan sampah.
3. Potensi pencegahan 2/3 x 2 1/3 Masalah pembuangan sampah dan limbah yang tidak benar dapat dicegah dengan pemberian penyuluhan.
4. Penonjolan masalah Keluarga tahu tentang pembungan sampah yang benar, tapi tidak dilakukan.
Total skor
- Urutan prioritas masalah :
1. Keluarga dengan berat badan dibawah garis merah ( BGM ).
2. Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuang sampah.
No. Dx Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1.
Keluarga dengan balita berat badan rendah (BGM)
Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan limbah dan sampah yang baik
Tujuan :
Keluarga dapat meningkatkan status gizi balita
KH :
-BB balita naik dan tidak BGM lagi
-BB ± 10 kg
Tujuan : terciptanya derajat kesehatan yang baik untuk keluarga
KH :
Keluarga mengerti tentang kesehatan diri dan lingkungan
1. Anujrkan keluarga untuk memberikan makanan bersih,sehat,dan bergizi pada anakny
2.Anjurkan keluarga untuk memberiksn tambahan vitamin pada balita
3.Ajarkan keluarga untuk pembuatan modisco dan memberikannya pada balita
4.Beri pengertian keluarga tentang gizi balita
5.Anjurkan keluarga untuk rutin melakukan posyandu balita
1. Lakukan pendekatan dengan keluarga.
2. Berikan penjelasan manfaat dan kesehatan lingkungan.
3. Berikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.
4. Beritahu keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat. 1.Dengan memberikan makanan bersih,sehat dan bergizi akan meningkatkan status gizi balita dan balita tidak mudah terserang penyakit
2.Vitamin pada balita mengandung kandungan penambah nafsu makan
3.Modisco mengandung kandungan banyak lemak yang dapat meningkatkan BB balita
4.Peningkatan pengertian tentang pentingnya gizi balita akan meningkatkan kesadaran keluarga sehingga keluarga mau melakukannya
5.Dengan rutin membawa ke posyandu,maka dapat memantau pertumbuhan dan perkembangan balita mendapatkan informasi yang berguna u/ keluarga
1. Menciptakan suasana nyaman dan kekeluargaan.
2. Peningkatan pengetahuan dan wawasan keluarga.
3. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan.
4. Pembuangan limbah yang tepat dapat mengurangi tempat bersarangnya penyakit.
1.Menganjurkan keluarga u/ memberikan makanan bersih,sehat, dan bergizi
2.Menganjurkan keluarga u/ memberikan vitamin pada balita
3.Mengajarkan pembuatan modisco dan menganjurkannya diberikan pada balita
4.Memberikan pengertian tentang gizi pada keluarga
5.Menganjurkan keluarga u/ rutin melakukan posyandu
1. Melakukan pendekatan dengan keluarga.
2. Memberikan penjelasan tentang manfaat dan kebersihan lingkungan.
3. Memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan.
4. Memberitahukan keluarga bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat kesehatan 29-11-2010
10.00 WIB
S: Ibu mengatakan paham dg penjelasan yang yg diberikan
O:
BB:8,5kg
TB:78cm N:90x/mnt S: 36,5°C
RR: 27x/mnt
A: Keluarga dengan balita BGM
P: Menganjurkan ibu u/ memberikan makanan bergizi,Anjurkan ibu u/ selalu memberikan modisco
S: Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan.
O: -
A: masalah teratasi sebagian.
P: pembuatan lubang sampah dan kemudian setelah penuh dibakar
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kasus pada keluarga Tn. Suk Adi dengan salah satu anggota keluarganya mengalami berat badan bawah garis merah (BGM ) yang dilakukan di Desa Kanyoran Kec. Semen Kab. Kediri, bahwa keluarga ini memiliki pengetahuan yang rendah tentang pembuangan limbah dan sampah yang benar sehingga hal ini akan menjadi masalah bagi keluarga.
Pada interpretasi data dasar tidak ada penyimpangan antara kasus dengan teori yang ada, sehingga antara data subyektif dan obyektif dijadikan dasar penentu diagnose dan masalah.
Berdasarkan teori, intervensi dalam asuhan keluarga yang diutamakan ke KIE dengan tujuan untuk pencegahan terjadinya masalah yang akan datang :
1. Pada kasus keluarga dengan berat badab bawah garis merah intervensi yang diberikan antara lain : anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi pada anaknya,anjurkan kelurga untuk memberikan tambahan vitamin pada balita, anjurkan keluarga untuk membuatkan modisco dan memberikannya pada balita, beri pengertian keluarga tentang gizi balita dan anjurkan keluarga untuk rutin mengikuti posyandu.
2. Pada kasus keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembunangan sampah dan limbah yang benar,intervensi yang diberikan antara lain lakukan pendekatan dengan keluarga, berikan penjelasan tentang manfaat dari kebersihan lingkungan, beritahu kelurga tentang bagaimana pembuangan limbah yang memenuhi syarat.
Implementasi yang telah mengacu pada kondisi klien dan telah disesuaikan dengan interventasi yang diberikan.
Evaluasi yang diharapkan setelah pemeriksaan dan penyusunan yaitu ada perubahan yang lebih besar. Evaluasi setelah diberikan KIE ibu dan keluarga sudah mampu menjelaskan kembali nasehat yang diberikan. Ibu dan keluarga juga mengatakan bahwa mereka bersedia melaksanakan nasehat yang telah disampaikan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
a) Setelah melakukan pengkajian data pada keluarga di dapatkan bahwa keluraga ada yang mengalami berat badan bawah garis merah, didapatkan hasil bahwa ia dalam keadaan baik – baik saja dan berat badannya sekarang berangsur – angsur menuju normal yaitu 11,5 kg sekarang ini.
b) Dari data yang didapat maka masalah keluarga yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut :
• Keluarga dengan balita berat badan bawah garis merah ( BGM )
• Keluarga dengan kurangnya pengetahuan tentang pembuangan sampah dan limbah yang benar.
c) Intervensi yang diberikan pada keluarga adalah memberikan KIE tentang masalah yang dialami keluarga.
d) Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
e) Setelah dievaluasi, klien mengerti dan menjalankan KIE yang diberikan bidan.
5.2 SARAN
a) Keluarga
Pada anak balita BGM diharapkan rutin ke posyandu dan memberikan makan makanan bergizi,dan meningkatan kebersihan lingkungan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.
b) Petugas Kesehatan
Perlu meningkatkan terus mutu sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan yang berkelanjutan.
c) Lahan Praktek
Diharapkan tempat pelayanan melengkapi peralatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan serta menjaga kesterilan peralatan – peralatan yang ada.
d) Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam pembuatan asuhan kebidanan pada keluarga sehingga untuk selanjutnya dapat menyusun asuhan kebidanan pada keluarga dengan lebih baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marlin Dkk. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta : EGC
Effendy, Nasrul. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar