Rabu, 18 Juli 2012


LAPORAN PENDAHULUAN
PNEUMONIA + GAGAL NAFAS

PENGERTIAN
Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI).
Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. (Makmuri, MS.)
Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.

KLASIFIKASI
Berdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitial (bronchitis).

Berdasarkan etiologinya, dibagi atas;
Bakteri
Pneumokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh pneumokok serotipe 1 samapi dengan 8. Sedangkan pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Inseiden meningkat pada usia lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.
Steptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis, pneumonia oleh pnemokokus.
Basil gram negatif seperti Hemiphilus influensa, Pneumokokus aureginosa, Tubberculosa.
Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif, resisten terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti; abses paru, empiema, tension pneumotoraks.
Virus
Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik.
Aspirasi
Pneumonia hipostatik
Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama.
Jamur
Sindroma Loeffler. 
PATOFISIOLOGI :
NORMAL
(Sistem Pertahanan)


Terganggu


Organisme  ®   sal nafas bag bawah



Virus            Pneumokokus        Stapilokokus


Merusak sel epitel bersilia,        Alveoli         Toksin, Coagulase
sel goblet

Eksudat masuk        Trombus
Kuman patogen mencapai        ke Alveoli
bronkioli terminalis


Cairan edema + leukosit         Sel darah merah,        Permukaan
ke alveol                leukosit, pneumokokus    pleura tertutup
mengisi alvioli            lapisan tebal
eksudat.
Konsilidasi  Paru            Leukosit + Fibrin        Trombus Vena
Mengalami konsolidasi        Pulmonalis

Kapasitas Vital,             Lekosit lisis            Nekrosis-
Compliance menurun                             Hemoragik

Abses,
Pneumatocele.






























GEJALA KLINIK
Bronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 ° C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering bronchopneumonia menjadi satu (confluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat :
Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
Luas daerah paru yang terkena.
Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.


PENGOBATAN

Bila dispnea berat berikan Oksigen
IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.
Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg / kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.

PROGNOSIS
Dengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. 
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I.  Anamnesa :
Identitas
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat  Penyakit sekarang, tanyakan :
Apakah masih ada batuk, berapa lama
Apakah masih ada panas badan
Apakah nyeri dada kalau batuk
Apakah ada riak kalau batuk
Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan :
Frekuensi ISPA
Riwauat Alergi
Kebiasaanmerokok
Pengguaan obat-obatan
Imunisasi
Riwayat penyakit keturunan
Riwayat Keluarga, tannyakan:
Apakah ada keluarga yang menderita batuk
Apakah ada keluarga yang  menderita alergi
Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru
Riwayat Lingkungan
Apakah rumah dekat dengan pabrik
Apakah banyak asap atau debu
Apakah ada keluarga yang merokok
Riwayat pekerjaan, tanyakan :
Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap
Apakah bekerja di pabrik
Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.
II.Pengkajian Fisik
Ispeksi: 
v    Amati bentuk thorax
v    Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya
v    Amati tipe pernapasan  : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma, penggunaan otot Bantu pernapasan
v    Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal
v    Gerakan dada
v     Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea
v    Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun
Palpasi
v    Gerakan pernapasan
v    Raba apakah dinding dada panas
v    Kaji vocal premitus
v    Penurunan ekspansi dada
Auskultasi
v    Adakah terdenganr stridor
v    Adakah terdengar wheezing
v    Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
Perkusi
Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal
Hipersonor , adanya tahanan udara
Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura
Redup/Dullnes, adanya jaringan padat
Tympani, terisi udara.
III.Pemeriksaan Diagnostik
         Radiologi
         Analisa Gas Darah
         Darah Lengkap, Urine lengkap.

B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1.    Ketidak epektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak epektif.
2.    Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan proses inflamasi paru
3.     Intolernsi aktifitas berhubungan dengan kelelahan sekunder terhadap peningkatan  upaya pernapasan
4.    Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam kehilangan cairan , masukan cairan kurang karena dispnea 
5.    Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi paru
6.    Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi (ICU)
7.    Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai proses penyakit, prosedur perawatan di rumah sakit.

NURSING DIAGNOSIS
PRIMARY NURSING DIAGNOSIS
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru
Aadefisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan intake cairan. berhubungan dengan
RELATED NURSING DIAGNOSIS
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan Respiratory distress, lethargy, penurunan intake cairan dan makanan, demam.
Kecemasan : anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress.
NURSING CARE PLAN.
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.
Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif
Kreteria :
·    RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal
·    Tidak ditemukan : batuk, PCH, Retraksi, Sianosis.
·    Jumlah sel darah putih normal.
·    Rongsent dada bersih
·    Saturasi oksigen 85 % - 100  %.
Intervensi Keperawatan :
1.    Observasi : RR, suhu, suara naafas
2.    Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal
3.    Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi
4.    Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
INITERVENSI KEPERAWATAN
1.    Kaji dan catat
Suhu tubuh
intake dan output  
Tanda / gejala kekurangan cairan
Bj urine
2.    Lakukan perawatan  mulut
3.    Beri cairan sesuai advis
4.    Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam  :
Monitoring intake dan output
Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan
5.    Ciptakan situasi / area yang nyaman
6.    Lakukan suction bila perlu
7.    Periksa  dan catat hasil  X – Ray dada     
8.    Obs. Saturasi oksigen   
9.    Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :
Fisioterapi dada
Pemberian obat-obatan
Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas
10.    Ciptakan situasi / area yang nyaman

Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam
Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria  :
Intake cairan adequat, iv dan atau oral
Tidak adanya lethargi, muntah, diare
Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
Turgor kulit kembali cepat
Urine output normal, Bj urine normal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar