Rabu, 18 Juli 2012

OTITIS MEDIA AKUT


Pengertian
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Yang paling sering terlihat ialah :
Otitis media viral akut
Otitis media bakterial akut
Otitis media nekrotik akut

Etiologi
Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia  coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.

Patofisiologi
Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.

Pemeriksaan Penunjang
Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab.

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Data yang muncul saat pengkajian:
Sakit telinga/nyeri
Penurunan/tak ada ketajaman pendengaran pada satu atau kedua telinga
Tinitus
Perasaan penuh pada telinga
Suara bergema dari suara sendiri
Bunyi “letupan” sewaktu menguap atau menelan
Vertigo, pusing, gatal pada telinga
Penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga
Penggunanaan obat (streptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin)
Tanda-tanda vital (suhu bisa sampai 40o C), demam
Kemampuan membaca bibir atau memakai bahasa isyarat
Reflek kejut
Toleransi terhadap bunyi-bunyian keras
Tipe warna 2 jumlah cairan
Cairan telinga; hitam, kemerahan, jernih, kuning
Alergi
Dengan otoskop tuba eustacius bengkak, merah, suram
Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan atas, infeksi telinga sebelumnya, alergi
Fokus Intervensi
Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan     : nyeri berkurang atau hilang
Intervensi:
Beri posisi nyaman ; dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri.
Kompres panas di telinga bagian luar ; untuk mengurangi nyeri.
Kompres dingin ; untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik
Evaluasi: nyeri hilang atau berkurang
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pengobatan
Tujuan     : tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Intervensi:
Kaji tanda-tanda perluasan infeksi, mastoiditis, vertigo ; untuk mengantisipasi perluasan lebih lanjut.
Jaga kebersihan pada daerah liang telinga ; untuk mengurangi pertumbuhan mikroorganisme
Hindari mengeluarkan ingus dengan paksa/terlalu keras (sisi) ; untuk menghindari transfer organisme dari tuba eustacius ke telinga tengah.
Kolaborasi pemberian antibiotik
Evaluasi: infeksi tidak terjadi
Resiko tinggi injury berhubungan dengan penurunan persepsi sensori
Tujuan     : tidak terjadi injury atau perlukaan
Intervensi:
Pegangi anak atau dudukkan anak di pangkuan saat makan ; meminimalkan anak agar tidak jatuh
Pasang restraint pada sisi tempat tidur ; meminimalkan agar anak tidak jatuh.
Jaga anak saat beraktivitas ; meminimalkan agar anak tidak jatuh
Tempatkan perabot teratur ; meminimalkan agar anak tidak terluka
Evaluasi : anak terhindar dari injury/perlukaa


OTITIS MEDIA PERFORATA


Pengertian
Otitis media perforata (OMP) atau otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul, sekret mungkin encer atau kental, bening atau bernanah.(Kapita selekta kedokteran, 1999)

Etiologi
Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain:
Gangguan fungsi tuba eustacius yang kronis akibat:
Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis dan berulang
Obstruksi anatomik tuba eustacius parsial atau total
Perforasi membran timpani yang menetap.
Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah.
Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulai atau timpano-sklerosis.
Terdapat daerah-daerah osteomielitis persisten di mastoid.
Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

Patofisiologi
Otitis media supuratif kronis lebih sering merupakan penyakit kambuhan daripada menetap. Keadaan kronis lebih berdasarkan waktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi. Ketidakseragaman ini disebabkan karena proses peradangan yang menetap atau kambuhan ini ditambah dengan efek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut.
OMP terutama pada masa anak-anak akan terjadi otitis media nekrotikans dapat menimbulkan perforasi yang besar pada gendang telinga. Setelah penyakit akut berlalu gendang telinga tetap berlubang atau sembuh dengan membran atropi kemudian kolps ke dalam telinga tengah memberi gambaran optitis media atelektasis.

Pemeriksaan Penunjang
Audiometrik untuk mengetahui tuli konduktif
Foto rontgent untuk mengetahui patologi mastoid
Otoskop untuk melihat perforasi membran timpani

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Kaji riwayat infeksi telinga dan pengobatan
Kaji drainage telinga, keutuhan membran timpani
Kaji penurunan / tuli pendengaran
Kaji daerah mastoid
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan proses infeksi efek pembedahan.
Resiko penyebaran infeksi berhubungen dengan komplikasi proses pembedahan / penyakit.
Gangguan persepsi sensori auditory berhubungan dengan proses penyakit dan efek pembedahan.
Intervensi Keperawatan
Meningkatkan kenyamanan
Berikan tindakan untuk mengurangi nyeri
Beri analgetik
Lakukan kompres dingin pada area
Atur posisi nyaman
Beri sedatif secara hati-hati agar dapat istirahat (kolaborasi)
Pencegahan penyebaran infeksi
Mengganti balutan pada daerah luka
Observasi tanda-tanda vital
Beri antibiotik yang disarankan tim medis
Awasi terjadinya infeksi
Monitor perubahan sensori
Catat status pendengaran
Kaji pasien yang mengalami vertigo setelah operasi
Awasi keadaan yang dapat menyebabkan injury nervus facial
Evaluasi
Tak ada infeksi lokal atau CNS
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
Dapat mendengar dengan jelas tanpa atau menggunakan alat bantu pendengaran





DAFTAR PUSTAKA


Donna L. Wong, L.F. Whaley, Nursing Care of Infants and Children, Mosby Year Book.

Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi III, FKUI,1997.

Wong Whaley, Clinical Manual of Pediatric Nursing, Mosby Year Book.



















PATHWAYS


Invasi bakteri


Infeksi telinga tengah


Proses peradangan         Peningkatan produksi     Tekanan udara        Pengobatan tak tuntas /
                                       Cairan serosa                   telinga tengah (-)     episode berulang





                                      Akumulasi                        Retraksi                    Infeksi berlanjut dpt sampai
                                      Cairan mukus                    membran                   telinga dalam
                                       Dan serosa                        timpani                           




                                                                  
                            Hantaran suara/udara                Tjd erosi pd kanalis     Tindakan mastoidektomi
                           Yg diterima menurun               semisirkularis
  




                                                                           







Tidak ada komentar:

Posting Komentar