Teori Konseptual JEAN WATSON
BAB I. PENDAHULUAN
Dengan mengucap Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, karena dengan nikmatnya, kita selalu dalam keadaan sehat tak kurang suatu apapun. Samoga Rahmat dan Hidayah selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam dunia Perawatan, banyak sekali dikemukakan tentang teori-teori keperawatan antara lain yang dikemukakan oleh: Dorethea Orem, Sister Calista Roy, Virgina Handerson, Betty Neuman, Jean Watson, King, Peplau, Johnson, Martha E, Rogers, Mashlow dll, yang kesemuanya bertujuan untuk kemajuan dalam bidang keperawatan. Salah satu teori yang akan kita bahas adalah “Model dan Teori Konseptual Keperawatan” yang dikemukakan oleh Jean Watson.
Semoga dengan pembahasan Model dan Teori Konseptual ini, maka wacana kita akan bertambah luas, dan selanjutnya , kami akan sangat berterima kasih apabila nantinya ada kritik, saran dan masukan demi sempurnanya pembahasan ini.
Dalam dunia Perawatan, banyak sekali dikemukakan tentang teori-teori keperawatan antara lain yang dikemukakan oleh: Dorethea Orem, Sister Calista Roy, Virgina Handerson, Betty Neuman, Jean Watson, King, Peplau, Johnson, Martha E, Rogers, Mashlow dll, yang kesemuanya bertujuan untuk kemajuan dalam bidang keperawatan. Salah satu teori yang akan kita bahas adalah “Model dan Teori Konseptual Keperawatan” yang dikemukakan oleh Jean Watson.
Semoga dengan pembahasan Model dan Teori Konseptual ini, maka wacana kita akan bertambah luas, dan selanjutnya , kami akan sangat berterima kasih apabila nantinya ada kritik, saran dan masukan demi sempurnanya pembahasan ini.
Penulis.
BAB II. MODEL dan TEORI KONSEPTUAL KEPERAWATAN menurut JEAN WATSON
Filosofi Jean Watson, yang pada akhirnya tarkenal dengan sebutan “J.W”, berupaya untuk mendefinisikan hasil dari aktifitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek humanistik dari kehidupan. Watson, (1979). Tindakan Keperawatan yang mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan, serta pencegahan terjadinya penyakit.
Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial, kebutuhan manusia, dan bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan kekurangan serta kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan keluarganya.
Asuhan perawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.
Model Watson dibentuk melingkupi Proses Asuhan Keperawatan, Pemberian bantuan kepada Klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan dan atau mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia. Proses perawatan manusia membutuhkan Perawat yang mampu memahami perilaku dan respon manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual atau potensial, kebutuhan manusia, dan bagaimana manusia merespon terhadap orang lain, dan kekurangan serta kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu, perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian, serta empati pada klien dan keluarganya.
Asuhan perawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yang digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien dan keluarganya.
J.W dalam memahami konsep keperawatan, terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan JW ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki Empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
- Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
- Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Funsional) yang meliputi Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
- Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
- Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.
Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson
BAB III. KESIMPULAN
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, JW memahami bahwa manusian adalah mahluk yang sempurna, yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan. Sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental dan spiritual. Karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa. Sehingga untuk mencapai keadaan tersebut, keperawatan harus berperan aktif dalam upaya meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan upaya penyembuhannya, yang fokusnya terdapat pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA
- Azis Alimul Hidayat, 2004 “Pengantar Konsep Dasar Keperawatan”, Salemba Medika
- Potter & Perry. 1999 “Fundamental Keperawatan”, Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar