HIPERBILIRUBIN HIPERBILIRUBIN
A. A. PENGERTIAN Pengertian
· · Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum. Hiperbilirubin adalah suatu keadaan Dimana Kadar bilirubin KESAWAN Darah melebihi Nilai Batas tetap Permanent serum bilirubin normal.
· · Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998) Hiperbilirubin adalah suatu keadaan Dimana konsentrasi bilirubin Darah KESAWAN berlebihan sehingga menimbulkan joundice PADA neonatus (Dorothy R. Marlon, 1998)
· · Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988). Hiperbilirubin adalah kondisi Dimana terjadi Other assets bilirubin KESAWAN Darah dan Kadar Yang tertentu dapat menimbulkan Efek ekuitas mencapai PADA neonatus patologis ditandai joudince PADA sklera mata, kulit, membran mukosa dan cairan tubuh (Adi Smith, G, 1988).
· · Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus. Hiperbilirubin adalah peningkatan Kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) Yang Dibuat kelainan bawaan disebabkan, Juga dapat menimbulkan ikterus. (Suzanne C. Smeltzer, 2002) (Suzanne C. Smeltzer, 2002)
· · Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek pathologis. Hiperbilirubinemia adalah Kadar bilirubin Yang pathologis dapat menimbulkan Efek. (Markum, 1991:314) (Markum, 1991:314)
B. B. ETIOLOGI ETIOLOGI
· · Pembentukan bilirubin yang berlebihan. Pembentukan bilirubin Yang berlebihan.
· · Gangguan pengambilan (uptake) dan transportasi bilirubin dalam hati. Gangguan pengambilan (uptake) dan bilirubin KESAWAN Transportasi hati.
· · Gangguan konjugasi bilirubin. Gangguan konjugasi bilirubin.
· · Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah merah. Penyakit Hemolitik, yaitu meningkatnya kecepatan Darah merah pemecahan sel. Disebut juga ikterus hemolitik. Disebut Juga ikterus hemolitik. Hemolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup. Hemolisis dapat pula tertutup Timbul KARENA adanya perdarahan.
· · Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya Hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obatan tertentu. Gangguan akibat penurunan kapasitas pengangkutan Transportasi, misalnya KARENA Hipoalbuminemia atau obat-obatan tertentu pengaruh.
· · Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma. Gangguan fungsi hati beberapa Yang Dibuat disebabkan mikroorganisme atau toksin Yang Langsung dapat merusak sel hati dan sel Darah merah Pembongkaran: infeksi toxoplasma. Siphilis. Siphilis.
C. C. MANIFESTASI KLINIS MANIFESTASI klinis
· · Kulit berwarna kuning sampe jingga Kulit berwarna kuning jingga sampe
· · Pasien tampak lemah Pasien Tampak Lemah
· · Nafsu makan berkurang Nafsu makan berkurang
· · Reflek hisap kurang Reflek hisap Kurang
· · Urine pekat Urine Pekat
· · Perut buncit Perut Buncit
· · Pembesaran lien dan hati Pembesaran hati dan lien
· · Gangguan neurologik Gangguan neurologik
· · Feses seperti dempul Pembongkaran feses dempul
· · Kadar bilirubin total mencapai 29 mg/dl. Kadar total bilirubin mencapai 29 mg / dl.
· · Terdapat ikterus pada sklera, kuku/kulit dan membran mukosa. Terdapat ikterus PADA sklera, kuku / mukosa membran dan kulit.
ü ü Jaundice yang tampak 24 jam pertama disebabkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, sepsis atau ibu dengan diabetk atau infeksi. Penyakit kuning Yang Tampak 24 jam Pertama disebabkan penyakit hemolitik PADA Bayi Baru Lahir, sepsis atau ibu atau infeksi diabetk Artikel Baru.
ü ü Jaundice yang tampak pada hari ke 2 atau 3 dan mencapai puncak pada hari ke 3-4 dan menurun hari ke 5-7 yang biasanya merupakan jaundice fisiologi. Penyakit kuning Yang Tampak PADA hari ke 2 atau 3 dan mencapai Puncak PADA hari ke hari dan menurun 3-4 ke 5-7 Yang biasanya merupakan penyakit kuning fisiologi.
D. D. PATOFISIOLOGI Patofisiologi
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Peningkatan Kadar bilirubin tubuh dapat terjadi beberapa PADA keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Kejadian Yang Sering ditemukan adalah apabila terdapat sales PADA sel hepar bilirubin berlebihan yang. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia. Suami hal dapat ditemukan Bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia.
Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Gangguan pemecahan bilirubin plasma Juga dapat menimbulkan peningkatan Kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Suami hal dapat terjadi apabila Kadar protein berkurang, atau PADA Bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. Keadaan Yang lain memperlihatkan peningkatan Kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus Yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu.
Pada derajat tertentu bilirubin akan bersifat toksik dan merusak jaringan tubuh. PADA bilirubin derajat tertentu akan pajaknya toksik dan merusak tubuh Jaringan. Toksisitas terutama ditemukan pada bilirubin indirek yang bersifat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. Toksisitas terutama ditemukan PADA bilirubin indirek Yang pajaknya sukar larut KESAWAN Cari Syarat masuk udara TAPI KESAWAN Lemak larut. Sifat ini memungkinkan terjadinya efek patologis pada sel otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. Sifat Suami memungkinkan terjadinya Efek ekuitas PADA patologis sel Otak apabila bilirubin tadi dapat menembus sawar Darah Otak. Kelainan yang terjadi di otak disebut kernikterus. Kelainan Yang terjadi di Otak disebut kernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kadar bilirubin indirek lebih dari 20mg/dl. PADA umumnya dianggap bahwa Kadar bilirubin indirek lebih Dari 20mg/dL.
Mudah tidaknya kadar bilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. Mudah tidaknya Kadar bilirubin melewati sawar Darah Otak Hanya ternyata regular tidak tergantung keadaan PADA neonatus. Bilirubin indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia, dan hipoglikemia. Bilirubin indirek Canada Cari Syarat masuk akan sawar Darah Otak apabila terdapat keadaan vehicles Bayi Lahir badan rendah, hipoksia, hipoglikemia dan. (Markum, 1991) (Markum, 1991)
E. E. PATHWAY JALUR
Pemecahan Hemoglobin Pemecahan Hemoglobin
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjungasi bilirubin/gangguan transport bilirubuin) Hb dan eritrosit abnormal. Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjungasi bilirubin / gangguan bilirubuin transportasi) Hb dan eritrosit abnormal.
Pemecahan bilirubin berlebihan Pemecahan bilirubin berlebihan
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjungasi Hepar regular tidak Mampu melakukan konjungasi
Peningkatan bilirubin dalam darah (obstruksi usus = tinja berwarna pucat) Peningkatan bilirubin KESAWAN Darah (obstruksi usus = Tinja berwarna WAN)
Ikterus pada sklera, leher, dan badan (peningkatan bilirubin 12mg/dl) Ikterus sklera PADA, leher, badan dan (peningkatan bilirubin 12mg/dl)
Indikasi fototerapi Indikasi fototerapi
Sinar dengan intensitas tinggi Sinar Tinggi intensive Artikel Baru
Resiko Resiko Tinggi Cedera Cedera Tinggi
Gangguan Temperatur Tubuh Gangguan Suhu Tubuh
Gangguan integritas kulit Gangguan Integritas kulit
F. F. KLASIFIKASI KLASIFIKASI
ü ü Ikterus prehepatik Ikterus prehepatik
Disebabkan oleh produksi bilirubin yang berlebihan akibat hemolisis sel darah merah. Disebabkan Oleh bilirubin Produksi Yang berlebihan akibat hemolisis sel Darah merah. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi terbatas terutama pada disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin yang tidak terkonjugasi. Kemampuan hati untuk melaksanakan konjugasi Terbatas terutama PADA disfungsi hati sehingga menyebabkan kenaikan bilirubin terkonjugasi regular tidak yang.
ü ü Ikterus hepatic Ikterus hepatik
Disebabkan karena adanya kerusakan sel parenkim hati. Disebabkan KARENA adanya kerusakan parenkim sel hati. Akibat kerusakan hati maka terjadi gangguan bilirubin tidak terkonjugasi masuk ke dalam hati serta gangguan akibat konjugasi bilirubin yang tidak sempurna dikeluarkan ke dalam doktus hepatikus karena terjadi retensi dan regurgitasi. Akibat kerusakan hati Maka terjadi gangguan regular tidak bilirubin terkonjugasi Masuk ke KESAWAN hati Serta akibat gangguan konjugasi bilirubin Yang Sempurna regular tidak dikeluarkan ke hepatikus KARENA KESAWAN doktus terjadi ditambah hutang dan regurgitasi.
ü ü Ikterus kolestatik Ikterus kolestatik
Disebabkan oleh bendungan dalam saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi tidak dapat dialirkan ke dalam usus halus. Bendungan Disebabkan Oleh KESAWAN saluran empedu sehingga empedu dan bilirubin terkonjugasi regular tidak dapat dialirkan ke usus halus KESAWAN. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin terkonjugasi dalam serum dan bilirubin dalam urin, tetapi tidak didaptkan urobilirubin dalam tinja dan urin. Akibatnya adalah peningkatan bilirubin dan serum bilirubin terkonjugasi KESAWAN KESAWAN urin, tetapi regular tidak didaptkan urobilirubin KESAWAN Tinja dan urin.
ü ü Ikterus neonatus fisiologi Ikterus neonatus fisiologi
Terjadi pada 2-4 hari setelah bayi baru lahir dan akan sembuh pada hari ke-7. Terjadi PADA 2-4 hari Penghasilan kena pajak Baru Lahir Bayi dan akan sembuh PADA hari ke-7. penyebabnya organ hati yang belum matang dalam memproses bilirubin organ hati penyebabnya Yang Matang KESAWAN Belum memproses bilirubin
ü ü Ikterus neonatus patologis Ikterus neonatus patologis
Terjadi karena factor penyakit atau infeksi. Terjadi KARENA penyakit infeksi atau faktor. Biasanya disertai suhu badan yang tinggi dan berat badan tidak bertambah. Biasanya disertai SUHU badan bertambah Yang Tinggi dan Berat badan regular tidak.
G. G. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN penunjang
Ø Ø Pemeriksaan bilirubin serum Pemeriksaan bilirubin serum
I. I. Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg/dl antara 2-4 hari setelah lahir. PADA Bayi cukup bulan, bilirubin mencapai Kurang lebih ANTARA 6mg/dl Lahir Penghasilan kena pajak 2-4 hari. Apabila nilainya lebih dari 10mg/dl tidak fisiologis. Apabila nilainya lebih Dari 10mg/dl regular tidak fisiologis.
II. II. Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. PADA Bayi prematur, Kadar bilirubin mencapai Puncak 10-12 mg dl ANTARA / 5-7 hari Lahir Penghasilan kena pajak. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis. Kadar bilirubin Yang lebih Dari 14mg/dl regular tidak fisiologis.
Ø Ø Pemeriksaan radiology Pemeriksaan radiologi
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma Diperlukan untuk Melihat adanya metastasis di paru atau diafragma peningkatan Kanan PADA pembesaran hati, Pembongkaran abses hati atau hepatoma
Ø Ø Ultrasonografi Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra hepatic. Perlengkapan untuk membedakan ANTARA kolestatis Artikel Baru Ekstra hati intra hepatik.
ü ü Biopsy hati Biopsi hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma. Perlengkapan untuk memastikan diagnosa terutama PADA KASUS sukar Yang Pembongkaran untuk membedakan obstruksi Ekstra selain hati hati intra ITU Artikel Baru Juga untuk memastikan keadaan Pembongkaran hepatitis, serosis hati, hepatoma.
ü ü Peritoneoskopi Peritoneoskopi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini. Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat Dibuat Foto Dokumentasi untuk pemeriksaan ulangan Perbandingan PADA PADA Penderita penyakit Suami.
ü ü Laparatomi Laparatomi
Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat foto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini. Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat Dibuat Foto Dokumentasi untuk pemeriksaan ulangan Perbandingan PADA PADA Penderita penyakit Suami.
H. H. PENCEGAHAN PENCEGAHAN
Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya dengan : Ikterus dapat dicegah dan dihentikan peningkatannya Artikel Baru:
1. 1. Pengawasan antenatal yang baik Pengawasan antenatal Yang Baik
2. 2. Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan dan kelahiran, contoh :sulfaforazol, novobiosin, oksitosin. Menghindari obat Yang dapat meningkatkan ikterus PADA Bayi dan Masa kehamilan dan kelahiran, contoh: sulfaforazol, novobiosin, oksitosin.
3. 3. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus. Pencegahan dan Mengobati PADA hipoksia janin dan neonatus.
4. 4. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus. Penggunaan ibu PADA fenobarbital 1-2 partus at hari.
5. 5. Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir Imunisasi Yang Baik PADA Bayi Baru Lahir
6. 6. Pemberian makanan yang dini. Pemberian food Yang Dini.
7. 7. Pencegahan infeksi. Pencegahan infeksi.
I. I. KOMPLIKASI Komplikasi
Retardasi mental Retardasi mental
Gangguan pendengaran dan penglihatan Gangguan pendengaran dan penglihatan
Kematian. Kematian.
Kernikterus. Kernikterus.
Kerusakan neurologis Kerusakan neurologis
J. J. PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan
ü ü Tindakan umum Tindakan Umum
ü ü Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil Memeriksa Golongan Darah ibu (Rh, ABO) PADA mertua julian
ü ü Mencegah truma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi. Mencegah truma Lahir, ibu PADA pemberian obat atau Bayi Baru Lahir Yang mertua ikhterus dapat menimbulkan, infeksi dan Dehidrasi.
ü ü Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir. Pemberian Dini food Artikel Baru Aset Yang cairan dan kalori sesuai kebutuhan Artikel Baru Bayi Baru Lahir.
ü ü Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat. Imunisasi cukup Yang Baik di Tempat Bayi dirawat.
ü ü Tindakan khusus Tindakan Khusus
ü ü Fototerapi Fototerapi
Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin dalam kulit melalui tinja dan urine dengan oksidasi foto. Dilakukan apabila telah ditegakkan hiperbilirubin patologis dan berfungsi untuk menurunkan bilirubin KESAWAN kulit Canada Tinja dan urin Artikel Baru foto oksidasi.
ü ü Pemberian fenobarbital Pemberian fenobarbital
Mempercepat konjugasi dan mempermudah ekskresi. Mempermudah dan mempercepat ekskresi konjugasi. Namun pemberian ini tidak efektif karena dapat menyebabkan gangguan metabolic dan pernafasan baik pada ibu dan bayi. Namun pemberian tersebut berlaku KARENA Suami regular tidak dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan pernafasan Baik Ibu dan Bayi PADA.
ü ü Memberi substrat yang kurang untuk transportasi/ konjugasi Memberi Yang Kurang substrat untuk Transportasi / konjugasi
Misalnya pemberian albumin karena akan mempercepat keluarnya bilirubin dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin lebih mudah dikeluarkan dengan transfuse tukar. Misalnya KARENA pemberian albumin akan mempercepat keluarnya bilirubin Dari ekstravaskuler ke vaskuler sehingga bilirubin dikeluarkan lebih Mudah Artikel Baru Fasilitas penyelesaian transfusi.
ü ü Melakukan dekomposisi bilirubin dengan fototerapi Melakukan dekomposisi bilirubin fototerapi Artikel Baru
Untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari sinar yang ditimbulkan dan dikhawatirkan akan merusak retina. Untuk mencegah Efek Cahaya sinar berlebihan Dari Yang ditimbulkan dan dikhawatirkan akan merusak retina. Terapi ini juga digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin serum pada neonatus dengan hiperbilirubin jinak hingga moderat. Terapi Suami Juga perlengkapan untuk menurunkan Kadar bilirubin serum PADA neonatus Artikel Baru hiperbilirubin jinak hingga moderat.
ü ü Terapi transfuse Terapi transfusi
digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi. perlengkapan untuk menurunkan Kadar bilirubin Yang Tinggi.
ü ü Terapi obat-obatan Terapi obat-obatan
misalnya obat phenorbarbital/luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel hati yang menyebabkan sifat indirect menjadi direct, selain itu juga berguna untuk mengurangi timbulnya bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hari. misalnya obat phenorbarbital / luminal untuk meningkatkan bilirubin di sel hati tidak langsung Sifat Yang menyebabkan menjadi langsung, ITU selain Juga berguna untuk mengurangi timbulnya bilirubin dan mengangkut bilirubin Bebas ke hari organ.
ü ü Menyusui bayi dengan ASI Bayi Menyusui ASI Artikel Baru
ü ü Terapi sinar matahari Terapi Sinar Matahari
ü ü Tindak lanjut Tindak Lanjut
Tindak lanjut terhadap semua bayi yang menderita hiperbilirubin dengan evaluasi berkala terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran serta fisioterapi dengan rehabilitasi terhadap gejala sisa. Tindak Lanjut terhadap * Semua Bayi Yang menderita hiperbilirubin Artikel Baru Evaluasi Berkala terhadap pertumbuhan, perkembangan dan pendengaran Serta Fisioterapi Rehabilitasi Artikel Baru terhadap gejala SISA.
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERBILIRUBIN KEPERAWATAN Asuhan HIPERBILIRUBIN
A. A. PENGKAJIAN PENGKAJIAN
ü ü Keadaan umum lemah, TTV tidak stabil terutama suhu tubuh (hipertermi). Keadaan Umum Lemah, TTV regular tidak stabil terutama SUHU tubuh (hipertermi). Reflek hisap pada bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus otot (kejang/tremor). Reflek hisap PADA Bayi menurun, BB turun, pemeriksaan tonus muscle (kejang / tremor). Hidrasi bayi mengalami penurunan. Bayi mengalami penurunan hidrasi. Kulit tampak kuning dan mengelupas (skin resh), sclera mata kuning (kadang-kadang terjadi kerusakan pada retina) perubahan warna urine dan feses. Kulit Tampak mengelupas dan kuning (resh kulit), kuning sclera mata (kadang-kadang terjadi kerusakan PADA retina) perubahan warna feses dan urin. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Fisik
ü ü Riwayat penyakit Riwayat penyakit
Terdapat gangguan hemolisis darah (ketidaksesuaian golongan Rh atau golongan darah A,B,O). Terdapat gangguan hemolisis Darah (ketidaksesuaian Golongan Darah Rh atau Golongan A, B, O). Infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu menderita DM. Infeksi, hematoma, gangguan metabolisme hepar obstruksi saluran pencernaan, ibu menderita DM.
ü ü Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya peningkatan. Pemeriksaan bilirubin menunjukkan adanya peningkatan.
ü ü Pengkajian psikososial Pengkajian psikososial
Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah, perpisahan dengan anak. Dampak sakit anak PADA sales Orang tua Artikel Baru, apakah Orang tua merasa bersalah, anak Artikel Baru perpisahan.
ü ü Hasil Laboratorium : Hasil Laboratorium:
ü ü Kadar bilirubin 12mg/dl pada cukup bulan. Kadar bilirubin 12mg/dl PADA cukup bulan.
ü ü Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai 15mg/dl. PADA Bayi prematur, Kadar bilirubin mencapai 15mg/dl.
B. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosa KEPERAWATAN
1. 1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi. Kerusakan Integritas kulit atau penyakit kuning Artikel Baru radiasi berhubungan.
2. 2. Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas. Gangguan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan terpapar panas Lingkungan Artikel Baru.
3. 3. Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin. Resiko terjadi cidera berhubungan Artikel Baru fototerapi atau peningkatan Kadar bilirubin.
4. 4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Cemas berhubungan Artikel Baru perubahan status Kesehatan.
5. 5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan Kurang pengetahuan berhubungan Artikel Baru keterbatasan Paparan
C. C. INTERVENSI Intervensi
Dx I : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi. Dx I: Kerusakan Integritas kulit atau penyakit kuning Artikel Baru radiasi berhubungan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan integritas kulit kembali baik / normal. Composition Komposisi: Penghasilan kena pajak dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan Integritas kulit Dilaporkan Baik / normal.
NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes NOC: Integritas Tissue: Kulit dan Membran mukosa
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
I. I. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan Integritas kulit Baik Yang Bisa dipertahankan
II. II. Tidak ada luka / lesi pada kulit ADA regular tidak luka / lesi kulit PADA
III. III. Perfusi jaringan baik Perfusi Jaringan Baik
IV. IV. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang KESAWAN pemahaman cedera Menunjukkan proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya berulang
V. V. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan Alami
Indicator Indikator Skala : Skala:
1 : Tidak pernah menunjukkan. 1: menunjukkan Pernah regular tidak.
2 : Jarang menunjukkan 2: menunjukkan Jarang
3 : Kadang menunjukkan 3: menunjukkan Kadang
4 : Sering menunjukkan 4: menunjukkan Sering
5 : Selalu menunjukkan 5: Selalu menunjukkan
NIC : Pressure Management NIC: Manajemen Tekanan
Intervensi : Intervensi:
I. I. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Anjurkan Pasien untuk menggunakan Pakaian Yang longgar
II. II. Hindari kerutan pada tempat tidur Hindari kerutan PADA Tempat Tidur
III. III. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Jaga Kebersihan kulit agar-agar Tetap bersih dan Kering
IV. IV. Mobilisasi pasien setiap 2 jam sekali Mobilisasi Pasien terkait masih berlangsung 2 Sekali selai
V. V. Monitor kulit akan adanya kemerahan. Monitor kulit kemerahan akan adanya.
VI. VI. Oleskan lotion / minyak / baby oil pada daerah yang tertekan Oleskan lotion / Minyak / baby oil PADA Daerah Yang tertekan
VII. VII. Mandikan pasien dengan sabun dan air hangat Mandikan Pasien Artikel Baru sabun dan udara Hangat
DX II DX II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas. : Gangguan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan Lingkungan terpapar panas Artikel Baru.
Tujuan Composition Komposisi : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan : Penghasilan kena pajak dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawtan
diharapkan diharapkan suhu dalam rentang normal. KESAWAN SUHU Rentang normal.
NOC NOC : Termoregulation : Termoregulation
Kriteria hasil : Kriteria Hasil:
I. I. Suhu tubuh dalam rentang normal Suhu tubuh normal KESAWAN Rentang
II. II. Nadi dan respirasi dalam batas normal Nadi dan KESAWAN respirasi Batas normal
III. III. Tidak ada perubahan warna kulit ADA regular tidak perubahan warna kulit
IV. IV. Pusing berkurang/hilang. Pusing berkurang / Hilang.
Indicator skala Indikator timing : :
1. 1. Selalu terjadi Selalu terjadi
2. 2. Sering terjadi Sering terjadi
3. 3. Kadang terjadi Kadang terjadi
4. 4. Jarang terjadi Jarang terjadi
5. 5. Tidak pernah terjadi Pernah regular tidak terjadi
NIC : Fever treatment NIC: Demam pengobatan
o o Monitor suhu sesering mingkin Monitor SUHU sesering mingkin
o o Monitor warna dan suhu kulit Monitor warna kulit dan SUHU
o o Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi Monitor tekanan Darah, nadi, dan respirasi
o o Monitor intake dan output Monitor asupan dan keluaran
DX III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin. DX III: Resiko terjadi cidera berhubungan Artikel Baru fototerapi atau peningkatan Kadar bilirubin.
Tujuan Composition Komposisi : Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama proses keperawatan : Penghasilan kena pajak dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawtan
diharapkan tidak ada resiko cidera. ADA regular tidak diharapkan Resiko cidera.
NOC NOC : risk control : Pengendalian risiko
Kriteria hasil : Kriteria Hasil:
o o Klien terbebas dari cidera Klien cidera Dari terbebas
o o Klien mampu menjelaskan metode Klien Mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ cidera untuk mencegah injuri / cidera
o o Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri. Klien Mampu memodifikasi hd Hidup untuk mencegah injuri.
Indicator Skala : Indikator Skala:
1. 1. tidak pernah menujukan Pernah regular tidak menujukan
2. 2. jarang menunjukan jarang menunjukan
3. 3. kadang menunjukan kadang menunjukan
4. 4. sering menunjukan Sering menunjukan
5.selalu menunjukan 5.selalu menunjukan
NIC NIC : : Pencegahan jatuh Pencegahan Jatuh
ü ü Kaji status neurologis Kaji status neurologis
ü ü Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang tujuan dari metode pengamanan Jelaskan PADA Pasien dan Keluarga Composition Komposisi Tentang Dari metode pengamanan
ü ü Jaga keamanan lingkungan keamanan pasien Jaga keamanan keamanan Lingkungan Pasien
ü ü Libatkan keluiarga untuk mencegah bahaya jatuh Libatkan keluiarga untuk mencegah Bahaya Jatuh
ü ü Observasi tingkat kesadaran dan TTV Observasi tingkat kesadaran dan TTV
ü ü Dampingi pasien Dampingi Pasien
Dx IV Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. : Cemas berhubungan Artikel Baru KESAWAN Kesehatan perubahan status.
Tujuan Composition Komposisi : Setelah dilakukan tindakan kepeerawatan selama proses keperawatan diharapkan keluarga dan pasien tidak cemas. : Penghasilan kena pajak dilakukan tindakan kepeerawatan selama proses keperawatan diharapkan Keluarga dan Pasien regular tidak cemas.
NOC NOC I Aku : Control Cemas : Kontrol Cemas
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Monitor intensitas kecemasan. Monitor intensive kecemasan.
ü ü Menyingkirkan tanda kecemasan. Menyingkirkan tanda kecemasan.
ü ü Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
NOC II NOC II : Koping : Koping
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya. Keluarga menunjukkan fleksibilitas Peran para anggotanya.
ü ü Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah. Nilai Keluarga KESAWAN Masalah-Masalah mengatur.
ü ü Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan Melibatkan anggota Keluarga untuk Membuat keputusan
Indicator Skala : Indikator Skala:
1 : Tidak pernah dilakukan 1: regular tidak dilakukan Pernah
2 : Jarang dilakukan 2: Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan 3: Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan 4: Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan 5: Selalu dilakukan
NIC NIC : Penurunan Kecemasan : Penurunan Kecemasan
Intervensi : Intervensi:
ü ü Tenangkan klien. Tenangkan Klien.
ü ü Jelaskan seluruh prosedur pada klien/keluarga dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan. Jelaskan seluruh Prosedur PADA Klien / Keluarga dan perasaan Yang mungkin muncul PADA Saat melakukan tindakan.
ü ü Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan. Kaji tingkat kecemasan dan Reaksi Fisik PADA tingkat kecemasan.
ü ü Sediakan aktivitas untuk mengurangi kecemasan. Sediakan aktivitas untuk mengurangi kecemasan.
NIC II NIC II : Peningkatan Koping. : Peningkatan koping.
o o Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit. Tentang pemahaman Pasien Hargai proses penyakit.
o o Sediakan informasi actual tentang diagnosa, penanganan. Sediakan Informasi Tentang diagnosa aktual, penanganan.
o o Dukung keterlibatan keluarga dengan cara tepat. Artikel Baru Keluarga Dukung keterlibatan cara tepat.
Dx V Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan : Kurang pengetahuan berhubungan Artikel Baru keterbatasan Paparan
Tujuan Composition Komposisi : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan diharapkan keluarga dapat mendapat pengetahuan mengenai penyakit yang diderita anaknya. : Penghasilan kena pajak dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan Keluarga diharapkan dapat mendapat pengetahuan mengenai penyakit diderita anaknya Yang.
NOC NOC : Knowledge : Disease Process : Pengetahuan: Proses Penyakit
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan Pasien dan Keluarga mengatakan pemahaman Tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
ü ü Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan Keluarga Mampu melaksanakan Prosedur Yang Benar Secara dijelaskan
ü ü Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya Pasien dan Keluarga Mampu menjelaskan Dilaporkan APA perawat dijelaskan Yang / Lainnya Kesehatan tim
Indicator Skala : Indikator Skala:
1 : Tidak pernah dilakukan 1: regular tidak dilakukan Pernah
2 : Jarang dilakukan 2: Jarang dilakukan
3 : Kadang dilakukan 3: Kadang dilakukan
4 : Sering dilakukan 4: Sering dilakukan
5 : Selalu dilakukan 5: Selalu dilakukan
NIC NIC : Teaching : Disease Process : Mengajar: Penyakit Proses
Intervensi : Intervensi:
ü ü Jelaskan patofisiolagi dari penyakit Dari patofisiolagi Jelaskan penyakit
ü ü Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan cara yang benar Gambarkan tanda dan gejala muncul Yang Biasa PADA penyakit Artikel Baru Yang Benar cara
ü ü Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat Gambarkan proses cara penyakit Artikel Baru Yang tepat
ü ü Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat Pasien PADA Sediakan Informasi Tentang cara kondisi Artikel Baru Yang tepat
ü ü Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang dan proses pengontrolan penyakit. Diskusikan perubahan Gaya Hidup Yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi dimasa Yang akan Datang dan proses penyakit Pengontrolan.
D. D. EVALUASI Evaluasi
Dx I : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan jaundice atau radiasi. Dx I: Kerusakan Integritas kulit atau penyakit kuning Artikel Baru radiasi berhubungan.
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (skala 5) Integritas kulit Yang Baik Bisa dipertahankan (Skala 5)
ü ü Tidak ada luka / lesi pada kulit (skala 5) ADA regular tidak luka / lesi PADA kulit (Skala 5)
ü ü Perfusi jaringan baik (skala 5) Perfusi Jaringan Baik (Skala 5)
ü ü Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang (skala 5) KESAWAN pemahaman Menunjukkan proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang (Skala 5)
ü ü Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami (skala 5) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan Alami (Skala 5)
Dx II : Gangguan temperature tubuh (Hipertermia) berhubungan dengan terpapar lingkungan panas. Dx II: Gangguan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan Lingkungan terpapar panas Artikel Baru.
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
o o Suhu tubuh dalam rentang normal (skala 1) Suhu tubuh KESAWAN Rentang normal (Skala 1)
o o Nadi dan respirasi dalam batas normal (skala 1) Nadi dan Batas KESAWAN respirasi normal (Skala 1)
o o Tidak ada perubahan warna kulit (skala 1) ADA regular tidak perubahan warna kulit (Skala 1)
o o Pusing berkurang/hilang (skala 1) Pusing berkurang / Hilang (Skala 1)
Dx III : Resiko terjadi cidera berhubungan dengan fototerapi atau peningkatan kadar bilirubin. Dx III: Resiko terjadi cidera berhubungan Artikel Baru fototerapi atau peningkatan Kadar bilirubin.
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Klien terbebas dari cidera (skala 5) Klien terbebas Dari cidera (Skala 5)
ü ü Klien mampu menjelaskan metode Klien Mampu menjelaskan metode untuk mencegah injuri/ cidera (skala 5) untuk mencegah injuri / cidera (Skala 5)
ü ü Klien mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injuri. Klien Mampu memodifikasi hd Hidup untuk mencegah injuri. (skala 5) (Skala 5)
Dx IV Dx IV : Cemas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan. : Cemas berhubungan Artikel Baru KESAWAN Kesehatan perubahan status.
NOC NOC I Aku : Control Cemas : Kontrol Cemas
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Monitor intensitas kecemasan. Monitor intensive kecemasan. (skala 5) (Skala 5)
ü ü Menyingkirkan tanda kecemasan. Menyingkirkan tanda kecemasan. (skala 5) (Skala 5)
ü ü Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. Menggunakan Teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan. (skala 5) (Skala 5)
NOC II NOC II : Koping : Koping
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Keluarga menunjukkan fleksibilitas peran para anggotanya. Keluarga menunjukkan fleksibilitas Peran para anggotanya. (skala 5) (Skala 5)
ü ü Nilai keluarga dalam mengatur masalah-masalah. Nilai Keluarga KESAWAN Masalah-Masalah mengatur. (skala 5) (Skala 5)
ü ü Melibatkan anggota keluarga untuk membuat keputusan. Melibatkan anggota Keluarga untuk Membuat keputusan. (skala 5) (Skala 5)
Dx V Dx V : Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan : Kurang pengetahuan berhubungan Artikel Baru keterbatasan Paparan
Kriteria Hasil : Kriteria Hasil:
ü ü Pasien dan keluarga mengatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan (skala 5) Pasien dan Keluarga mengatakan pemahaman Tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan (Skala 5)
ü ü Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar (skala 5) Pasien dan Keluarga Mampu melaksanakan Prosedur Yang Benar Secara dijelaskan (Skala 5)
ü ü Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya (skala 5) Pasien dan Keluarga Mampu menjelaskan Dilaporkan APA perawat dijelaskan Yang / Lainnya Kesehatan tim (Skala 5)
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,LJ 2000. Carpenito, LJ 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC. Jakarta: EGC.
Doengoes,ME 1999. Doengoes, ME 1999. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC. Jakarta: EGC.
Http://www.medicastore.com Http: / / www.medicastore.com
Http://www.google.com Http: / / www.google.com
Jhonson,Marion,dkk. Jhonson, Marion, dkk. 1997. 1997. Iowa Outcomes Project Nursing Classification (NOC) Edisi 2. Iowa Hasil Proyek Perawatan Klasifikasi (NOC) 2 Edisi. St. Louis ,Missouri ; Mosby. St Louis, Missouri; Mosby.
Markum, H. 1991. Markum, H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI. Jakarta: FKUI.
Mc Mc Closkey, Closkey, Joanner. Joanner. 1996 . 1996. Iowa Iowa Intervention Intervensi Project Nursing Proyek Perawatan Intervention Intervensi Classification Klasifikasi (NIC) (NIC) Edisi Edisi 2. 2. Westline Westline Industrial Industri Drive, Drive, St. Louis :Mosby. St Louis: Mosby.
Santosa,Budi . Santosa, Budi. 2005 2005 - - 2006. 2006. Diagnosa Diagnosa Keperawatan Keperawatan NANDA . NANDA. Jakarta : Prima Medika. Jakarta: Prima Medika.
Staf pengajar ilmu keperawatan anak. Staf pengajar anak Ilmu keperawatan. 1985. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : FKUI. Jakarta: FKUI.
Surasmi, Asrining. Surasmi, Asrining. 2003. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta : EGC. Jakarta: EGC.
Separman. Separman. 1987. 1987. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi 2. Ilmu Penyakit KESAWAN Jilid I Edisi 2. Jakarta : FKUI. Jakarta: FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar