Rabu, 08 Desember 2010

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KOMPLIKASI POST NATAL DENGAN GANGGUAN PAYUDARA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KOMPLIKASI POST NATAL
 DENGAN GANGGUAN PAYUDARA

A.     MASTITIS
  1. Pengertian
Mastitis adalah peradangan pada payudara (mamae) wanita melalui luka pada putting susu ataupun melalui peredaran darah. (Sarwono : 701)

  1. Etiologi
Disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen yaitu Stapilococcus aureus

Faktor predisposisi :
-          Putting susu yang luka dan lecet
-          Kebersihan payudara yang kurang
-          Bendungan ASI pada payudara

  1. Patofisiologi
Peradangan payudara adalah suatu hal yang sangat biasa pada wanita yang pernah hamil, mastitis lazim dibagi dalam dua kelompok yaitu : mastitis gravidarum dan mastitis puerporalis, karena penyakit ini boleh dikatakan hampir selalu timbul pada waktu hamil atau laktasi.

Pada  umumnya dianggap kuman penyebap adalah putting susu yang luka dan lecet, yang kuman tersebut menjalar keduktus-duktus pada kelenjar mamae, tapi sebagian besar kuman yang di temukan adalah stapilococcus aureus.tingkat penyakit ini ada dua yaitu taingkat awal dan tingkat abses.ada tahap peradangan penderit hanya radang, gejala pada akses yaitu nyeri bertmbah hebat,dikulit payudara abses mengkilap dan shu tnggi (39o-40oC) dan bayi tidak mau minum pada payudara yang sakit

  1. Manajemen Terapeutik
-          Menghentikan pemberian ASI pada bayi
-          Melakukan perawatan/ redresing pada payudara
-          Pemberian AB golongan penicilin
-          Pemberian antibiotik
-          Bila sudah terjadi abses, lakukan insisi abses

  1. Komplikasi Mastitis
-          Kanker payudara
-          Galaktokele
-          Galaktorea

B.      ASUHAN KEPERAWATAN
             I.      Pengkajian
1.      Identitas klien
Nama,Umur,Pekerjaan,Penanggung jawap dan TTV klien
2.      Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan dahulu
Kemungkinan klien prnah menderita impeksi mamae pada kehamilan sebelumnya 
b.      Riwyat kesehatan sekarang
Klien biasanya kelihatan lemah,suhu tubuh meningkat,tidak ada napsu makan, nyeri pada daerah mamae,bengkak dan merah pada mamae.
c.       Riwayan kesehatan keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang menderita empeksi pada mamae terutama pada yang wanita
3.      Pengkajian pisik
a.       Aktivitas/ istirahat
Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu
b.      Sirkulasi
Biasanya nadi meningkat (takikhardia)
c.       Eliminasi
Biasanya klien terjadi konstipasi karena asupan makanan yang tidak adekuat

d.      Nyeri ketidaknyamanan
Biasanya klien mengeluh nyeri pada mamae yang hebat
e.        Seksualitas
Biasanya seksualitas terganggu karena terjadi penurunan libido
f.       Pernafasan
Biasanya pernafasan tidak mengalami peningkatan frekuensi nafas

4.      Kebiasaan sehari-hari
a.       Kebersihan perorangan
Biasanya kebersihan perorangan pada penyakit ini kadang tidak terjaga sehingga kuman-kaman yang sangat pathogen mudahmasuk dan terimpesi
b.      Makan/ minum
Biasanya klien mengeluh tidak ada napsu makan
c.       Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan tidur kerna rasa nyeri dan suhu tubuh yang meningkat
5.      Data social ekonomi
Biasanya penyakit ini di temukan pada tingkat ekonomi yang rendah
6.      Data psikologis
Biasanya klien pada panyakit ini merasa lesu dan nyaeri pada daerah mamae
7.      Data laboraturium
-          Jumlah sel darah putih (SDP) meningkat
-          LED meningkat,sel darah merah meningkat
-          HB normal pada wanit (N: 12-14 mg %)

          II.      Daftar Diagnosa Keperawatan
1.      Gngguan rasnyaman nyeri b/d inplamasi, payudara bengkak
2.      Menyusui tidak epektip b/d bayi tidak mau menyusui
3.      Resiko tinggi inpeksi b/d pengeluaran pus perusakan jaringan
4.      Nyeri dan ketidak nyamanan berhubungan dangan edem/bengkak pada mamae 
       III.      Intervensi keperawatan  
1.      Gngguan rasnyaman nyeri b/d inplamasi, payudara bengkak
Tujuan:nyeri ter atasi
Kreteria :   -    Suhu menurun
-          Payudara tidak bengkak lagi dan lunak
-          Nyeri mulai berkurang
Itervensi :
a.       Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan intensitas
Rasional :  Membantu dalam menentukan identifikasi derajat , ketidaknyamanan dan dapat diberi tetapi yang tepat.
b.      Lakukan kompres hangat
Rasional :  Kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah lancer
c.       Anjurkan klien untuk melakukan perawatan payudara
Rasional :  Dengan perawatan yang benar dan konsisten (tepat) dapat mengurangi rasa nyeri
d.      Anjurkan klien utnuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketat
Rasional :  Penyangga yang ketat dapat menimbulkan rasa nyeri
e.       Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan antibiotic
Rasional :  Antibiotik untuk implamasi dan analgetik untuk mengurangi nyeri
f.       Kolaborasi dalam melakukan insisiden biopsy jika ada abses
Rasional :  Untuk mengurangi abses dan proses penyembuhan
 
2.      Menyusui tidak epektip b/d bayi tidak mau menyusui
    Tujuan : Ibu dapat menyusukan bayinya
    Kriteria :   -    Bayi mau menyusu lagi
-       Tidak ada lagi putting susu luka atau lecet
Intervensi :
a.       Anjurkan ibu mengoleskan putting sebelum dan sesudah menyusui, baby oil/ lation
Rasional : Mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting
b.      Lakukan perawatan payudara dan anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara secara tepat
Rasional : Dengan perawatan yang tepat, dapat mengatasi masalah menyusui
c.       Anjurkan ibu menyusui dengan menggunakan putting susu secara perlahan-lahan kapan perlu
Rasional : Untuk mencegah terjadinya iritasi lanjut pada putting

3.      Resiko tinggi inpeksi b/d pengeluaran pus perusakan jaringan
Tujuan : Infeksi tidak terjadi lagi
Kriteria : -  TTV dalam batas normal
-     Mamae tidak merah dan regang lagi
-     Tidak ada tanda infeksi
Intervensi :
a.       Kaji suhu, nadi dan pernafasan klien
Rasional : Peningkatan tanda vital dapat menunjukkan terjadinya infeksi
b.      Lakukan perawatan luka/ abses dengan reddresing yang steril
Rasional : Perawatan luka yang steril dapat mengurangi terjadi pus
c.       Anjrukan ibu untuk alihkan perhatian
Rasional :
d.      Kolaborasi dalam pemberian terapi AB dan pemeriksaan darah lengkap
e.       Kolaborasi dalam melakukan insisi/ biopsy
Rasional : Untuk mengurangi abses dan penyebaran infeksi

       IV.      Implementasi
Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan


          V.      Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar